A. Penegasan Istilah
Secara lengkap skripsi ini berjudul “Pelaksanaan Program
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Lembaga Pendidikan Umum yang Bermodel
Imtak”. Untuk memperjelas dan mencegah timbulnya berbagai macam penafsiran
serta menyatukan pandangan maka penulis membatasi istilah-istilah yang
terkandung dalam judul tersebut sebagai berikut :
1.
Pelaksanaan Program
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pelaksanaan diartikan sebagai melaksanakan, dan
pelaksanaan erat kaitannya dengan pengorganisasian yang kita kenal dalam
administrasi pendidikan yaitu aktifitas menyusun dan membentuk
hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan
usaha dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pengorganisasian tersebut
terdapat adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab secara terperinci
menurut bidang-bidang dan bagian-bagian sehingga tercipta hubungan kerjasama
yang harmonis menuju tujuan[1].
Pengertian program menurut Drs.
Moekijat adalah rencana yang telah diolah dengan memperhitungkan faktor-faktor
kemampuan, ruang, waktu, dan urut-urutan penyelenggaraannya secara tegas dan
teratur, sehingga menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana, bilamana, dan
sebagainya[2].
Rencana kegiatan yang disusun oleh SMU N 1 Pleret adalah sederetan aktivitas
kegiatan keagamaan baik dilakukan dalam jam sekolah maupun di luar jam sekolah.
Pembelajaran asal katanya adalah
belajar, belajar adalah sebagai perubahan yang terjadi pada tingkah laku
potensial yang secara relatif tetap di anggap sebagai hasil dari pengamatan dan
latihan[3].
Yang dimaksudkan pembelajaran di sini
adalah suatu kegiatan untuk merubah tingkah laku yang diusahakan oleh 2 belah
pihak yaitu antara pendidik dan peserta didik, sehingga terjadi komunikasi 2
arah.
Pendidikan agama Islam adalah usaha
untuk mempersiapkan anak atau individu dan menumbuhkannya, baik dari segi
jasmani / fisik, akal pikiran dan rohaninya dengan pertumbuhan yang terus
menerus agar ia dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi diri dan lingkungannya[4].
Sementara itu pengertian Pendidikan
agama Islam didalam GBPP sekolah adalah : Usaha sadar untuk menyiapkan siswa
dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui
kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan
untuk menghormati agama lain dalam bimbingan kerukunan antar umat beragama
dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional[5].
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diberikan di SMU N 1 Pleret
adalah dengan pemberian pendidikan keagamaan yang menitik beratkan pada
peningkatan kemampuan afektif dan psikomotorik, yaitu dengan mempersiapkan dan
menumbuhkan akal dan rohani siswa sehingga dalam sehari-harinya siswa mampu
untuk menentukan perilaku yang mencerminkan ajaran Islam.
Sehingga dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan pelaksanaan program pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam
skripsi ini adalah pelaksanaan beberapa rencana pembelajaran Pendidikan Agama
Islam yang disusun oleh SMU N 1 Pleret.
2.
Lembaga Pendidikan Umum
Lembaga Pendidikan adalah suatu
organisasi fungsional yang menyelenggarakan suatu program pendidikan dan atau
latihan, yang penyelenggaraannya dapat dalam bentuk sistem persekolahan maupun
sistem luar sekolah[6].
Lembaga
Pendidikan Umum yang dimaksud bertempat di SMU N 1 Pleret, Bantul. SMU N 1
Pleret merupakan lembaga pendidikan formal yang bernaung dibawah Departemen
Pendidikan Nasional, berlokasi di kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, DIY.[7]
3. Bermodel Imtak
SMU N 1 Pleret merupakan sekolah
umum yang dipercaya oleh KANDEPAG untuk dijadikan sekolah negeri yang bermodel
Imtak atau berasas keagamaan. Sehingga di sekolah tersebut diharapkan disetiap
kegiatannya baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler terkandung nilai-nilai
agamis.
Dari pengertian istilah-istilah di
atas, akhirnya diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan judul skripsi ini
adalah penelitian lapangan untuk mengetahui tentang pelaksanaan beberapa
rencana pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang disusun oleh SMU N 1 Pleret
sebagai pengemban SK KANDEPAG No. 450/247/III/2001.
B. Latar Belakang Masalah
Dapat dimengerti bahwa semua negara di dunia pada saat ini dalam
proses memasuki era globalisasi begitu pula Indonesia. Hal ini setidaknya
ditandai oleh tiga indikator sekaligus dalam perikehidupan manusia di dunia
yaitu semakin transparan, mengglobal, dan kompetitif. Dalam era ini tidak
mengenal adanya batas geografi antar negara, yang tak mampu lagi membendung
distribusi informasi yang semakin beragam, baik jenis serta kualitasnya.
Sehingga pagar-pagar budaya bangsa akan semakin merapuh dalam menangkal
datangnya kultur-kultur bangsa lain. Oleh sebab itu diperlukan adanya daya
selektivitas pada diri bangsa Indonesia terhadap masuknya budaya dari luar.
Era yang melanda bangsa Indonesia ini merupakan salah satu hegemoni
dan pengaruh kekuasaan suatu negara atas bangsa lain yang bukan hanya pada
aspek ekonomi, intelektual, sosial, budaya dan sains teknologi. Hal ini akan menumbuhkan nilai-nilai baru yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia ataupun agama, sebagai contoh
adalah merebaknya nilai pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan
kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Sehingga budaya yang seperti ini,
akan mempengaruhi pada pola pikir, sikap dan perilaku atau gaya hidup yang akan
teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Fenomena tersebut di atas banyak melanda di kalangan remaja, baik
yang duduk di SLTP atau SMU bahkan banyak yang telah terkontaminasi melalui
internet, televisi dan media masa lainnya. Pernyataan tersebut diperkuat lagi
oleh Dr. Zakiyah Daradjat dalam bukunya
yang mengungkapkan bahwa“ Di antara ahli jiwa, ada yang berpendapat, bahwa
remaja dan problemanya, tidak lain dari hasil akibat kemajuan zaman”[8].
Hal ini dikarenakan remaja masih mempunyai emosi yang meluap-luap dan tidak
stabil. Pendapat ini dapat diketahui dari pengertian masa remaja yaitu masa
yang paling banyak mengalami perubahan, dari masa anak-anak menuju kepada masa
dewasa. Perubahan-perubahan yang terjadi itu, meliputi segala segi kehidupan
manusia, yaitu jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial[9].
Oleh karena itu kalangan remaja sebagai penerus bangsa, negara dan agama
haruslah memiliki suatu fondasi yang kokoh agar dapat melawan dampak dari era
globalisasi yang bersifat negatif dengan timbulnya suatu kesadaran selektivitas
yang tinggi terhadap nilai-nilai yang masuk.
Selebihnya dengan pendidikan agama Islam, remaja memiliki modal
untuk dapat menentukan sikap yang positif, pernyataan ini didukung oleh Prof.
Dr. Muh. Al-Abrosyi yang berbunyi : “Sebenarnya pendidikan akhlak itu adalah
jiwa dari pendidikan Islam”. Oleh sebab itu di dalam pelaksanaan pendidikan
agama Islam sudah dapat dipastikan bahwa di dalamnya juga diajarkan nilai-nilai akhlak yang mulia. Selain itu
tujuan dari diadakannya pendidikan Agama Islam adalah memberikan pemahaman
ajaran-ajaran Islam pada anak didik dan membentuk keluhuran budi pekerti
sebagaimana misi rasulullah SAW sebagai perintah penyempurnaan akhlak manusia,
untuk memenuhi kebutuhan kerja, dan juga dalam rangka menempuh hidup bahagia
dunia dan akherat menurut Prof. Dr. H. Mohtar Yahya[10].
Dengan demikian peran pendidikan agama Islam dapat memberikan kontribusi
terhadap terbangunnya fondasi nilai-nilai yang kokoh terutama pada usia remaja
baik dari aspek kognitif, afektif serta psikomotorik.
Salah satu usaha untuk mendukung semua ini maka terbitlah Surat
Keputusan dari Depag tentang sekolah percontohan. Yakni bertujuan untuk
merealisasikan program pembelajaran pendidikan agama Islam di lembaga umum.
Maka sangat tepat apabila KANDEPAG mengeluarkan keputusan agar ada
sekolah-sekolah umum yang dijadikan model percontohan yang dapat bergerak dalam
pengembangan nilai-nilai keagamaan. Dan lembaga yang terpilih diantaranya
adalah SMU N 1 Pleret.
SMU N 1 Pleret yang dijadikan model percontohan dari KANDEPAG
mempunyai beberapa indikator yang dapat mendukung terlaksananya program
tersebut diantaranya yaitu :
1.
Banyak sekali pondok-pondok
yang didirikan di sekitar lingkungan sekolah antara lain : PonPes Baiquniyah
Jejeran Wonokromo, Al - Imam Wonokromo, dan Al – Muna Wukirsari yang
masing-masing pondok dihuni oleh santri bermacam tempat asal serta kharakter
psikologi yang berbeda-beda.
2.
Masyarakat sekitar yang
mayoritas beragama Islam, dapat memanfaatkan SMU N 1 Pleret sebagai lembaga
pendidikan formal guna peningkatan sumber daya manusia yang berimtak dan
beriptek.
3.
Mengingat pentingnya pendidikan
agama Islam untuk diberikan disemua jenjang lembaga baik dari desa maupun dari
kota, lebih-lebih bagi daerah antara keduanya (daerah rawan terkena imbas era
globaisasi ).[11]
Setelah SMU N 1 Pleret ditunjuk sebagai
sekolah yang bermodel Imtak, maka lembaga tersebut segera menyusun
rencana-rencana guna mewujudkannya yaitu dengan :
1.
Pada saat penerimaan siswa baru
atau input sekolah, diberitahukan terlebih dahulu tentang syarat untuk dapat
menjadi siswa SMU N 1 Pleret yaitu dengan mengikuti uji wawancara keagamaan
serta diwajibkan bagi yang beragama Islam (putri) untuk berjilbab. Pelaksanaan tes dipimpin oleh
guru-guru yang mempunyai keunggulan pengetahuan tentang keagamaan dan OSIS
khususnya siswa yang tergabung dalam Rohis (Rohani Islam). Rohis adalah
organisasi yang bernaung dalam OSIS, yang kegiatannya ialah bergerak dalam
keagamaan.
2.
Dengan membuat tata tertib yang
bernafaskan keIslaman antara lain : apabila murid terlambat masuk sekolah maka
diwajibkan untuk sholat dhuha sebelum memasuki kelas dan pelaksanaannya diawasi
langsung oleh guru piket. Dengan demikian diharapkan dapat meminimalisir
terjadi keterlambatan.
3.
Bagi siswa kelas I - III
diwajibkan untuk mengikuti pengajian yang dilakukan oleh masing-masing kelas.
Pengajian tersebut dilakukan di luar jam pelajaran sekolah dan bergilir antar
rumah siswa. Sehingga termasuk kegiatan ekstrakurikuler. Dalam pengajian dibimbing
langsung oleh guru agama didampingi oleh wali kelas. Materi yang disampaikan
bermacam-macam yaitu dari Al-Qur’an, hadits Rasul serta kisah-kisah keagamaan
yang dapat dijadikan motivasi siswa dalam memperkokoh nilai-nilai agama.[12]
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.
Rencana-rencana apa saja yang
dilakukan oleh SMU N 1 Pleret untuk melaksanakan SK KANDEPAG ?.
2.
Bagaimanakah pelaksanaan dari
program pembelajaran Pendidikan Agama Islam
yang dilakukan oleh SMU N 1 Pleret ?.
D.
Tujuan dan Kegunaan
Penelitian
Adapun tujuan penelitian atas penulisan proposal ini adalah sebagai
berikut :
1.
Untuk mengetahui
rencana-rencana apa saja yang dilakukan oleh SMU N 1 Pleret dalam melaksanakan
SK KANDEPAG.
2.
Untuk mengetahui keefektifan dari program tersebut.
Sedangkan kegunaan yang diharapkan
dari penelitian ini adalah :
1.
Dengan adanya penelitian ini
dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi SMU N 1 Pleret dalam menentukan arah
kebijakan yang lebih baik dalam melaksanakan program pembelajaran pendidikan
agama Islam.
2.
Dapat memberikan kontribusi
pemikiran kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program pembelajaran agama Islam
di SMU N 1.
3.
Untuk menambah wawasan
pengetahuan penulis apabila menghadapi situasi yang sama dimasa yang akan
datang.
E.
Alasan Pemilihan Judul
Ada berbagai alasan yang penulis kemukakan
sebagai dasar pemilihan judul tersebut yaitu :
1.
Adanya berbagai masalah di
seputar remaja yang berkembang, maka kemudian diperlukan adanya pendidikan
agama Islam karena pendidikan tersebut dapat memberikan bekal akhlak yang
mulia.
2.
Dalam pelaksanaan pembelajaran
pendidikan agama Islam di lembaga umum negeri tidak adanya penitik beratan
dalam aspek afektif dan psikomotorik.
3.
Dalam pelaksanaannyapun harus
ditunjang adanya kerjasama antara berbagai pihak baik itu di lingkup sekolah
dan keluarga yang merupakan bagian dari komunitas yang tidak dapat terpisahkan
dalam mencapai tujuan pendidikan.
F.
Metode Penelitian
1.
Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data adalah
subyek dari mana data dapat diperoleh[13].
Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data, Prof. Dr. Suharsimi Arikunto
mengklasifikasikannya menjadi 3 yaitu :
Person, ialah sumber data yang bisa
memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis
melalui angket.
Place, adalah sumber data yang menyajikan
tampilan berupa keadaan diam (ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna,
dan lain-lain) dan bergerak (aktivitas, kinerja, laju kendaraan, ritme nyayian,
gerak tari , sajian sinetron, kegiatan belajar-mengajar, dan lain sebagainya).
Keduanya merupakan obyek untuk penggunaan metode observasi.
Paper, yaitu sumber data yang menyajikan
tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain, yang cocok
untuk penggunaan metode dokumentasi [14]
Dalam penelitian ini penulis mengambil
sumber person yakni :
1.
Kepala Sekolah dan Waka Sek
2.
Guru Pendidikan Agama Islam
3.
Guru bidang studi lain yang
beragama Islam
4.
Karyawan SMU N 1 Pleret
5.
Siswa-siswa SMU N 1 Pleret
Untuk menentukan sumber data dari kalangan
siswa maupun guru bidang studi lain, maka penulis menggunakan teknik purposive
sampling atau sampel bertujuan yaitu pengambilan subyek bukan didasarkan
atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu[15].Tujuan
dari penggunaan teknik ini adalah menggali informasi yang akan menjadi dasar
dari rancangan dan teori yang muncul[16].
Secara terperinci penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran
PAI di kelas maupun di luar kelas. Sehingga dipilih sumber data yang hanya terlibat secara
langsung, dalam hal ini siswa yang dijadikan sebagai subjek penelitian.
Kemudian penentuan jumlah sampel untuk siswa
dengan sampel bertujuan, maka penulis mengambil kelas I - III dari siswa siswi
SMU N 1 Pleret sejumlah yang diperlukan. Seperti yang dikemukakan oleh Prof.
Dr. Suharsimi Arikunto” Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa
pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga
tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh”[17].
Namun syarat-syarat dari sampel tersebut adalah :
a.
Pengambilan sampel harus
didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang
merupakan ciri-ciri pokok populasi
b.
Subyek yang diambil sebagai
sampel benar-benar merupakan subyek yang paling banyak mengandung ciri-ciri
yang terdapat pada populasi (key subject)
c.
Penentuan karakteristik
populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan.[18](studi
pendahuluan tersebut dapat dilakukan dengan membaca literatur, mendatangkan
ahli –ahli atau manusia sumber untuk berkonsultasi dan memperoleh informasi,
serta mengadakan peninjauan ke tempat atau lokasi penelitian untuk melihat
benda atau peristiwa)[19].
Maka dari pengertian di atas, dengan
dibantu oleh guru PAI, penulis diarahkan hanya mengambil kelas I A, II E dan III IPA 2 yang berjumlah 108 siswa.
2.
Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang cukup dan sesuai dengan pokok
permasalahan yang diteliti, maka penulis menggunakan beberapa metode
pengumpulan data dimana satu sama lain saling terkait dan melengkapi yakni :
a.
Metode Observasi
Sebagai metode ilmiah observasi berarti pengamatan dan pencatatan
dengan sistematis fenomena-fenomena yang akan diselidiki[20].
Mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran,
peraba, dan pengecap. Alat yang dapat digunakan diantaranya dengan mengadakan
tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara. Mengetes adalah mengadakan
pengamatan terhadap aspek kejiwaan yang diukur. Kuesioner diberikan kepada
respon untuk mengamati aspek-aspek yang ingin diselidiki. Rekaman gambar dan
rekaman suara sebenarnya hanyalah menyimpan kejadian untuk penundaan observasi[21].
Dalam hal ini penulis tidak melakukan tes.
Observasi yang penulis ambil adalah tersistematis. Sehingga penulis
membutuhkan adanya pedoman observasi. Pedoman observasi penulis yakni sistem
tanda (sign system). Maka dibutuhkan adanya daftar jenis kegiatan yang mungkin
timbul dan akan diamati. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang
pelaksanaan program pembelajaran pendidikan agama Islam yang dilakukan oleh
siswa seperti sholat berjama’ah, sholat jum’at, khotbah, dan pengajian rutin
yang pelaksanaannya telah dijadwalkan.
Dengan demikian metode observasi ini menjadi metode yang penting
dalam penelitian ini, sebab melalui metode observasi ini penulis dapat
mengungkapkan gejala-gejala yang ditampilkan oleh sampel dalam penelitian
secara optimal.
b.
Metode Wawancara
Yang dimaksud metode wawancara adalah suatu
metode pengumpulan data melalui pengamatan dengan melakukan tanya jawab yang
dilakukan secara lisan[22].
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan dan memperoleh tanggapan, pendapat,
ataupun keterangan secara lisan dari responden. Dalam pelaksanaan wawancara,
penulis menggunakan jenis wawancara bebas terpimpin, hal ini dimaksudkan agar
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terperinci, namun penyampaian responden
secara bebas tidak terikat.
Metode wawancara ini penulis gunakan
untuk mencari informasi mengenai latar
belakang sejarah maupun keadaan SMU N 1 Pleret.
c.
Metode Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang
artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi,
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya[23].
Dalam pengertian yang lebih luas, dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan
saja, tetapi dapat berupa benda-benda peninggalan seperti prasasti dan
simbol-simbol[24]. Metode
ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
: gambaran umum tentang keadaan sekolah SMU N 1 Pleret yaitu berupa letak
geografisnya, sejarah singkat berdirinya, jumlah siswa, keadaan guru, tenaga
administrasi, struktur organisasi, peraturan sekolah, kurikulum pendidikan,
materi PAI, dan sarana fasilitasnya. Sehingga metode ini juga mendukung penulis
guna memperoleh data yang lebih valid. Untuk itu dibuat data dokumentasi.
d.
Metode Angket
Pengertian metode angket adalah cara pengumpulan data berbentuk
pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah
dipersiapkan sebelumnya[25].
Metode ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data yang berkait
dengan pelaksanaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi dari pembelajaran
program pendidikan agama Islam dengan responden kelas I A, II E dan III IPA 2
untuk mengisi beberapa item pertanyaan yang diajukan penulis dalam bentuk multiple
choise questios. Adapun angket yang disebarkan kepada responden terdapat
pada bagian lampiran-lampiran skripsi ini.
3.
Metode Analisis Data
a.
Analisis Data Kuantitatif
Untuk data kuantitatif penulis akan
menggunakan analisis data statistik, yaitu teknik pengumpulan data penyusun,
penyajian dan penganalisaan berdasarkan hasil angket. Dalam hal ini akan
menggunakan rumus prosentase :
P = %
P =
adalah angka prosentase,
F =
adalah angka yang sedang dicari prosentasenya,
N =
adalah Number of Case (banyaknya individu)[26].
Seandainya ada 60 siswa yang menjawab point
A, maka 60x100% dibagi banyaknya individu yang menjawab angket misal,100 siswa.
Maka hasil yang diperoleh sebanyak 60% siswa yang codong untuk menjawab A dari
pada pilihan lainnya.
b.
Analisis Data Kualitatif
Untuk data kualitatif penulis akan
menggunakan analisis diskriptif yaitu dengan cara berfikir deduktif dan
induktif. Deduktif maksudnya adalah metode berpikir yang berangkat dari
feomena-fenomena yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat
khusus. Induktif maksudnya adalah metode berfikir yang berawal dari
fenomena-fenomena yang bersifat khusus kemudian ditarik genaralisasi yang
bersifat umum[27].
Dalam hal ini analisa data tidak menggunakan
angka melainkan dalam bentuk laporan atau uraian diskriptif tentang program
pengembangan pendidikan agama Islam baik pelaksanannya maupun usaha-usaha yang
dilakukan guna penunjang program tersebut. Penggunaan analisa data kualitatif
dalam penelitian ini adalah untuk memberikan kesimpulan terhadap tanggapan yang
telah dituliskan responden.
G.
Tinjauan Pustaka
Guna melengkapi proposal skripsi ini penulis menggunakan beberapa
pijakan dari skripsi-skripsi sebelumnya yang berkaitan dengan program
pengembangan pendidikan agama Islam antara lain adalah skripsi karya Siti Hajar
Lutfiah yang berjudul Model dan Metode Kegiatan Sitivas Aktivita Islamika (SAI)
sebagai salah satu bentuk kegiatan keagaaman yakni yang dibentuk oleh OSIS SMU
N 8.
Skripsi tersebut membahas tentang tujuan, materi, metode maupun
pelaksanaannya yang dijadikan penunjang kegiatan keagamaan di SMU N 8 tersebut[28].
Skripsi kedua adalah Sumbangan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan terhadap PAI
di SMU N 7 Yogyakarta yang ditulis oleh saudari Ulfah Adhiyah, dalam skripsinya
ini memaparkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang berupa tinjauan
pelaksanaan dan bentuknya dapat memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam
PAI yang dilaksanakan oleh siswa melalui organisasi ROHIS di SMU 7 Yogyakarta
sehingga nantinya dapat bermanfaat baik itu di sekolah maupun di masyarakat[29].
Hal terpenting yang membedakan penelitian ini dengan
penelitian-penelitian sebelumnya adalah bahwa program pengembangan pendidikan
agama Islam yang dilaksanakan di SMU N 1 Pleret pada dasarnya bertumpukan pada
pengembangan 3 aspek yaitu aspek kognitif realitas, afektif maupun
psikomotorik.
Oleh sebab itu maka perlu adanya penelitian tentang tanggapan,
pendapat ataupun alasan dari kepala sekolah, para siswa, ataupun warga sekolah
lain seperti guru pendidikan agama Islam, guru bidang studi lain yang beragama
Islam dan lainnya tentang pelaksanaan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
program pembelajaran pendidikan agama Islam di SMU N 1 Pleret yang ditunjuk
oleh KANDEPAG sebagai sekolah percontohan yang bermodel Imtak.
H.
Kerangka Teoritik
1.
Program Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam
Pada pembelajaran pendidikan agama Islam perlu membentuk adanya
program yang menunjang pengembangan kurikulum yakni yang bersifat
ekstrakurikuler dalam berbagai hal untuk menambah dan mengaplikasi tahapan
proses Pendidikan Agama Islam.
Kegiatan ekstrakurikuler menurut Dr. Sudirjo“Kegiatan diluar jam
biasa yang bertujuan agar siswa lebih menghayati apa yang dipelajari dalam
kegiatan intrakurikuler “[30].
Oleh sebab itu penyelenggaraan program yang ada harus sesuai dengan
tujuan pendidikan. Hal ini dipertegas oleh pernyataan Dr. Suharsimi Arikunto
bahwa antara kegiatan belajar - mengajar dengan tujuan pendidikan terdapat
hubungan erat yakni :[31]
a.
terikat dengan tujuan kurikulum
dengan bahan pelajaran
b.
bahan pelajaran dengan alat-alat
evaluasi
c.
tujuan kurikulum dengan
alat-alat evaluasi
Tujuan pendidikan juga mempunyai tiga tingkatan :
a.
tujuan umum pendidikan
b.
tujuan didasarkan atas tingkah
laku (taksonomi)
c.
tujuan yang dirumuskan secara
operasional
Dalam hal ini penulis menyoroti tentang tujuan didasarkan pada
tingkah laku karena dari point inilah dapat diteliti secara langsung berhasil
atau tidaknya pendidikan. Menurut Bloom (1956), Krathwohl (1970) dan Simpson
(1964), tujuan didasarkan tingkah laku (taksonomi) meliputi tiga aspek tersebut
adalah :[32]
a.
The cognitive domain
b.
The affective domain
c.
The psychomotoric domain
a.
The cognitive domain has
something to do with cognition, thinking, the work of the brain.
b.
The affective domain has
something to do with the affection, feeling, the work of the heart.
c.
The psychomotoric domain has
something to do with the movements of the members of the body, skills, the work
of the limbs and body
Sesuai dengan pengertian tersebut di atas maka program kegiatan
keagamaan bertujuan antara lain :
a.
Meningkatkan aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik siswa.
b.
Mengembangkan bakat serta minat
dalam upaya pembinaan pribadi siswa menuju manusia seutuhnya.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan ketiga aspek
tersebutlah yang harus terus dikembangkan. Dalam aspek kognitif misalnya
kegiatan yang bersifat pemberian materi Pendidikan Agama Islam seperti
pengajian rutin, kajian keputrian hari jum’at siang serta ceramah-ceramah pada
saat peringatan hari besar Islam (PHBI). Sedangkan dalam aspek afektif yaitu
kegiatan yang bersifat pembagian zakat, pembagian hewan qurban maupun hal-hal
yang tercakup dalam program pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dapat
menumbuhkan sikap untuk bisa saling menghormati, menghargai maupun mewujudkan
rasa solidaritas terhadap sesama. Kemudian dalam pengembangan aspek
psikomotorik yaitu bimbingan ibadah praktis seperti sholat Dhuha, Jum’at,
sholat berjama’ah, dan peribadatan lainnya.
2.
Pendidikan Agama Islam
Di dalam GBPP PAI di sekolah umum,
dijelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha secara sadar untuk
menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan
untuk menghormati agama lain dalam bimbingan kerukunan antar umat beragama di
masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
Dari pengertian tentang Pendidikan Agama
Islam dalam GBPP tersebut diatas dapat ditarik beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu sebagai berikut :
1.
Pendidikan agama Islam sebagai
usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang
dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
2.
Peserta didik yang hendak
disiapkan untuk mencapai tujuan ; dalam arti bimbingan, diajari dan atau
dilatih peningkatan keyakinan, pemahaman terhadap ajaran agama Islam.
3.
Pendidik lebih spesifik guru
PAI yang melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan secara sadar
terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.
4.
Pembelajaran PAI diarahkan
untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran
agama Islam dari peserta didik, yang disamping untuk membentuk kesalehan atau
kualitas pribadi dan kesalehan sosial, sehingga dapat terwujud persatuan dan
kesatuan nasional[33].
Dalam proses pembelajaran agama Islam terdapat tiga tahapan yaitu :
1.
Tahap kognisi yaitu adanya
pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran dari nilai-nilai yang
terkandung dalam ajaran agama Islam
2.
Tahap afeksi yakni terjadi
proses internalisasi ajaran dan nilai agama kedalam diri siswa sehingga tumbuh
motivasi dalam diri siswa dan bergerak untuk mengamalkan dalam sikap
sehari-hari dalam kehidupannya.
3.
Tahap psikomotorik yaitu
pengamalan siswa terhadap segala ajaran Islam yang berupa praktik, misalnya
praktik ibadah.
Menurut Drs. Hasan Basri dalam bukunya
tentang “Remaja Berkualitas“[34]
dengan pengembangan aspek tersebut maka remaja dapat menuju peningkatan
kualitas dan mencegah terjadinya kenakalan remaja. Sehingga pengembangan
berbagai aspek-aspek tersebut tidak hanyalah berkisar masalah pelajaran dari
kurikulum yang telah ada, namun lebih mengarah proses sosial yang ada dalam
kehidupan dunia maupun akhirat.
Oleh sebab itu perlu upaya pengembangan
pendidikan agama Islam yang ada di sekolah yakni dengan adanya integrasi dan
sinkronisasi antara pendidikan agama dengan realitas yang menjadi tuntutan
siswa saat ini, serta sebagai usaha pengembangan kurikulum dengan menggunakan
pengalaman belajar yang bervariasi.
3.
Ragam Metode
Dalam pelaksanaan program pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dibutuhkan beberapa metode sebagai penunjang kegiatan
tersebut. Menurut Muhibbin Syah, terdapat empat macam metode mengajar yang
dipandang representative dan dominan dalam arti digunakan secaraluas sejak
dahulu hingga sekarang pada setiap jenjang pendidikan.
a.
Metode ceramah
b.
Metode diskusi
c.
Metode Dokumentasi
d.
Metode ceramah plus[35]
Sedangkan menurut Oemar Muhammad al-Toumy al-Syaibany, terdapat
beberapa macam metode yang pernah digunakan dalam kalangan Islam dan juga bukti
dari ayat al-Qur’an dan Hadits, sebagai berikut :
a.
Metode pengambilan kesimpulan
atau induktif
b.
Metode Qiyasiyah atau
perbandingan
c.
Metode kuliah
d.
Metode dialog dan perbincangan
e.
Metode lingkaran (halaqah)
f.
Metode mendengar
g.
Metode riwayat
h.
Metode membaca
i.
Metode Imla’ (dictation)
j.
Metode hafalan
k.
Metode pemahaman
l.
Metode lawatan untuk menuntut
ilmu[36]
Menurut JJ Hasibuan terdapat enam metode dalam proses belajar
mengajar, yaitu :
a.
Metode ceramah
b.
Metode Tanya jawab
c.
Metode diskusi
d.
Metode kerja kelompok
e.
Simulasi
f.
Metode demonstrasi[37]
Demikian metote-metode yang telah dipaparkan tokoh-tokoh pendidikan
yang sangat bervariatif dan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Dari semua metode di atas dapat diambil beberapa yang sesuai dengan materi dan
yang dibutuhkan oleh guru guna menunjang program pembelajaran Pendidikan Agama
Islam.
I.
Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan para pembaca dalam menelaah skripsi ini, penulis
membagi pembahasannya dalam empat bab. Sebelum memasuki bab pertama diuraikan
tentang : Halaman Judul, Nota Dinas, Nota Konsultasi, Pengesahan, Motto,
Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, dan Daftar Tabel.
Setelah bagian formalitas, disusunlah keempat bab sebagai berikut :
BAB I :
Pendahuluan Skripsi merupakan pertanggungjawaban ilmiah, karena itu memuat
hal-hal sebagai berikut : Penegasan Istilah, Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Alasan Pemilihan Judul, Metode Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka
Teoritik, dan Sistematika Pembahasan.
BAB II :
Gambaran Umum SMU N 1 Pleret, meliputi : Letak Geografis, Sejarah Singkat
Berdirinya SMU N 1 Pleret, Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa, Struktur
Organisasi, Peraturan Sekolah, Program Pengajaran, Metode Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, Sarana dan Fasilitas baik fasilitas pendidikan dan
keagamaan.
BAB III :
Program Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMU N 1 Pleret meliputi :
Hakekat Program Imtak di SMU N 1 Pleret, Analisis Hasil Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di Kelas, Faktor Pendukung
serta Penghambat Program dan Usaha Mengatasinya.
BAB IV :
Penutup berupa Kesimpulan dan Saran serta lampiran-lampiran yang sepadan dengan
tema dan kebutuhan penelitian, Curriculum Vitae.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Tauhied
Ms., 1990., Beberapa Aspek Pendidikan Islam, Yogyakarta: Sekretariat
Jurusan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga.
Anas Sudijono, 1989., Pengantar
Statistik Pendidikan, Jakarta : Rajawali.
Depdikbud,
1995., GBPP Sekolah Umum, Jakarta: Depdikbud.
Hasan Shadily,
t.t, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta : Ictiar Baru – Van Hoeve dan
Elsevier Publishing Projects.
JJ Hasibuan,
dkk., 2000., ProsesBelajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Koentjoroningrat, 1981., Metode Penelitian Masyarakat.
Jakarta : Gramedia.
Moekijat, 1993., Kamus
Pendidikan dan Pelatihan, Bandung: Mandar Maju.
Muhaimin, 2002.,
Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah
Bandung : Remaja Rosda Karya.
-----------dan Abd. Mujib, 1993., Pemikiran
Pendidikan Islam kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, Bandung : Trigenda Karya.
Muhibbin Syah,
1995., Psikologi Pendidikan Suatu
Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Oemar Muhammad
al-Toumy al-Syaibany, 1979., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan
Bintang.
Siti Hajar
Lutfiah, 2003., Model dan Metode Kegiatan Sivitas Aktiva Islamika (SAI) di
SMU N 8 Yogyakarta, Skripsi Sarjana Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga.
Sudirjo, 1997.,
Penelitian Kurikulum, Yogyakarta : Fak. Ilmu Pendidikan, IKIP
Yogyakarta.
Suharsimi
Arikunto, 2003., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :
Rineka Cipta.
Sutrisno Hadi, 2000., Metodologi
Research Jilid 2, Yogyakarta : Andi Offset.
Ulfah Adhiyah, 2001.,
Sumbangan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan terhadap PAI di SMU
N 7 Yogyakarta, Skripsi Sarjana Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga.
Zakiyah Daradjat, 1978., Problema Remaja di
Indonesia, Jakarta : Bulan Bintang
BAB II
GAMBARAN UMUM SMU N I PLERET BANTUL
A. Letak Geografis
SMU
Negeri I Pleret Bantul terletak di desa Kedaton, Kelurahan Pleret, Kecamatan
Pleret, Kabupaten Bantul. Luas tanah secara keseluruhan yaitu 9. 873 Ha dengan
status tanah adalah hak pakai berdasar SK.374/SH/HP/DA/ 1986. Asal usul tanah
dibeli dari kas desa Kedaton Pleret Bantul sebesar Rp 12.280.000,00 dengan kode
lokasi 12.12.01.63.11.82[38].
Adapun batasan-batasan yang ada di
SMU N I Pleret Bantul adalah sebagai berikut :
-
Sebelah Barat berbatasan dengan
sawah
-
Sebelah Utara berbatasan dengan
jalan menuju Gunung Kelir
-
Sebelah Selatan berbatasan
dengan sawah kas desa
-
Sebelah Timur berbatasan dengan
SMP Pleret[39].
B. Sejarah Singkat Berdirinya SMU N I Pleret Bantul[40]
SMU N 1 Pleret didirikan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
RI pada tanggal 14 Juli 1981 dalam rangka pemerataan kesempatan pendidikan,
dengan SK No. 0219 / 0 / 1981. SMU ini didirikan di atas tanah bekas desa di
Kedaton, Kelurahan Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Menurut sejarah,
merupakan bekas keraton kerajaan Mataram Sultan Agung Hanyokrokusuma Sayidin Panotogomo Khalifatullah, yang
sekarang telah bermakam di Imogiri. Bukti sejarah yang telah tercatat dalam
aerkeologi tersebut dapat dilihat dengan masih terdapatnya batu peninggalan
yang terletak di depan SMU Pleret. SMU Pleret pada awalnya didirikan di SMU 2
Bantul, yang dahulu adalah SMP 44 Bantul, pada waktu itu dikepalai oleh bapak
Drs. Suharjo. Jadi baik kepala sekolah, guru, TU, maupun gedung SMU Pleret masih menjadi satu dengan SMU 2 Bantul, hanya
administrasinya saja yang terpisah. Pada tanggal 1 Januari 1983, SMU Pleret
dapat menempati gedung baru. Gedung ini diresmikan oleh Mendiknas RI,
bapak Dr. Daoed Yoeseof pada tanggal 24 Februari 1983.
Sejak berdirinya sampai sekarang (2003) SMU Pleret telah mengalami 6
kali pergantian kepala sekolah :
Ke-1 Bapak
Drs. Suhardjo (Berdiri
1981-1982)
Ke-2 Bapak
Soejadi (1982-1987)
Ke-3 Bapak
Drs. Warsito (1987-1992)
Ke-4 Bapak
Drs. Edi Sugiarto (1992-1996)
Ke-5 Bapak
Drs. Gunakarja (1996-1999)
Ke-6 Bapak
Drs. H. Masharun (1999-2003)
Ke-7 Bapak
H. Slamet Subroto S.Pd (2003-
sekarang)
Adapun misi dan visi dari SMU N I Pleret adalah sebagai berikut :[41]
Misi
SMU N I Pleret :
-
Meningkatkan iman dan takwa
dalam rangka memperkuat kepribadian peserta didik sebagai insan beragama
-
Meningkatkan kualitas out-put
sehingga mampu melanjutkan ke Perguruan tinggi
-
Mengembangkan bakat dan
keterampilan peserta didik sebagai bekal hidup bermasyarakat
Sedangkan visinya yaitu : SMU N I Pleret sebagai wiyata mandala
menyiapkan peserta didik untuk menjadi calon pemimpin bangsa yang berimtak dan
beriptek, cinta seni dan budaya menuju sekolah unggul yang memiliki citra dan
prestasi tinggi sehingga mampu bersaing di era global.
Misi dan Visi tersebut menjadi pemicu para warga sekolah SMU N I
Pleret untuk terus meningkatkan prestasi khususnya bagi input sekolah (siswa).
Hal ini dapat dilihat ada banyak prestasi yang diperoleh antara lain :
TABEL I
DAFTAR PRESTASI SISWA SMU N I PLERET[42]
Tahun
|
Jenis Kegiatan
|
Hasil Perolehan
|
Tingkat
|
1983
1984
1984
1984
1985
1985
1986
1987
1992
1993
1993
1994
1995
1996
1996
1997
1997
1997
1997
1997
1997
1998
1998
1999
1999
1999
1999
2000
2000
2000
2000
2000
2001
2002
2002
2002
2002
2002
|
Lomba UKS SLTA se-Bantul
MTQ Tk SMA (Putri)
Gerak Jalan (Putra)
Lomba Poster HUT RI
Lomba UKS
Lomba UKS
Lomba Cipta Cerpen
Lomba Cerdas Sermat HUT RI
CCA
Lomba Menyanyi BSP
MTQ Pelajar
Lomba Sekolah Sehat
Lomba Pidato
MSQ
MTQ
MTQ
Tartil Qur’an Putra
Lomba Lintas Alam
Lomba TUS Tk SLTA
MTQ Putri
Lomba Tartil Qur’an
Lomba Tartil Qur’an Putri
MTQ SMU / SMK
MTQ Tk SMU Putra
MSQ
Tartil Qur’an
MTQ Putra
MTQ Putra
Lomba Basket Ball
MTQ Putri
MTQ
Lomba Tilawah Putra
CCA
Lomba Adzan
Kejuaraan Bola Voli Pelajar
Kejuaraan Bola Voli Pelajar
Kesenian Islami “ Hadroh”
Cerdas Cermat UKS
|
Juara II
Juara III
Juara III
Juara I
Juara I
Juara I
Juara I
Juara II
Juara III
Juara II
Juara II
Juara I
Juara
Harapan II
Juara III
Juara II
Juara III
Juara II
Juara III
Juara III
Juara II
Juara III
Juara I
Juara I
Juara II
Juara III
Juara I
Juara I
Juara I
Juara III
Juara II
Juara I
Juara I
Juara III
Juara II
Juara II
Juara III
Juara Harapan IV
Juara I
|
Kab.Bantul
Kab. Bantul
Kec. Pleret
Kab. Bantul
Propinsi DIY
Kab. Bantul
Propinsi DIY
Kab. Bantul
Kab. Bantul
Kab. Bantul
Kab. Bantul
Kab. Bantul
Kab. Bantul
Kab. Bantul
Kab. Bantul
Kab. Bantul
Kab. Bantul
Kab. Bantul
Kab. Bantul
Kab. Bantul
Kab. Bantul
Propinsi DIY
Kab. Bantul
Propinsi DIY
Kab. Bantul
Kab. Bantul
Kab. Bantul
Kab. Bantul
Kab. Bantul
Kab. Bantul
Propinsi DIY
Propinsi PIY
Kab. Bantul
Propinsi DIY
Kab. Bantul
Propinsi DIY
Nasional
Kab. Bantul
|
Sumber : Data Primer
Telah diketahui sejak tahun 2000 SMU Pleret ditunjuk sebagai sekolah
model imtak sekabupaten Bantul. Untuk itu nuansa imtak baik hiasan kaligfafi
yang berisi ayat-ayat Al-qur’an dan hadits Nabi banyak menghiasi dinding
sekolah. Begitu juga aktivitas keagamaannya semakin ditingkatkan misalnya :
kajian ibadah sholat dhuha, pengajian kelas dirumah-rumah siswa, pengajian
guru-guru dan karyawan. Selain itu pada tahun 2001 / 2002 dimulai dari kelas
satu telah mengamalkan ajaran agama berupa pemakaian busana muslim / muslimah
pada hari-hari sekolah[43].
C.
Keadaan Guru, Karyawan
dan Siswa
1.
Keadaan Guru
Dalam proses belajar mengajar, guru adalah penggerak, pembimbing
yang menentukan arah kegiatan belajar guna mencapai tujuan pendidikan dan
bertanggung jawab dalam pengoperan nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh
lembaga pendidikan untuk dimiliki oleh siswa. Oleh sebab itu guru memegang
peranan penting.
Pada tahun ajaran 2003-2004 SMU N I Pleret Bantul memiliki tenaga
guru sebanyak 46 guru, terdiri dari laki-laki 16 orang dan perempuan 30 orang.
Sedangkan guru honorer berjumlah 3 orang dan guru bantu 2 orang. Untuk lebih jelasnya, berikut
ini daftar nama guru disertai tugas mengajar, tingkat pendidikan dan
jabatannya.
TABEL II
DAFTAR GURU SMU N I PLERET[44]
No
|
Nama
|
Tugas Mengajar
|
Pendidikan
|
Jabatan
|
1.
|
H. Slamet Subroto S.Pd
|
-
|
Sarjana
|
Kepsek
|
2.
|
Dra. Djumiati
|
Ekonomi
|
Sarjana
|
Guru
|
3.
|
Drs. S. Bagijono
|
Tata Negara
|
Sarjana
|
Wakaur Sarana
|
4.
|
Dra. Murtarini
|
Geografi
|
Sarjana
|
Guru
|
5.
|
Drs. Ismoejono
|
Fisika
|
Sarjana
|
Guru
|
6.
|
Dra. Tatik Supartini
|
BP / BK
|
Sarjana
|
Guru
|
7.
|
Drs. Mahardi Fuat
|
Agama Islam
|
Sarjana
|
Guru
|
8.
|
Sunarti, BA
|
BP / BK
|
Sarjana
|
Guru
|
9.
|
Drs. Edison A. Jamli
|
PPKN
|
Sarjana
|
Wakaur Kurikulum
|
10.
|
Drs. Sriyanto
|
Fisika
|
Sarjana
|
Guru
|
11.
|
Drs. S. Jatmiko W.
|
Kesenian/S.rupa
|
Sarjana
|
Wakaur Humas
|
12.
|
Dra. Rini Kuswaryati
|
Bahasa Inggris
|
Sarjana
|
Guru
|
13.
|
Etri Widaryanto S.Pd
|
Fisika
|
Sarjana
|
Guru Honorer
|
14.
|
Dra. L. Sriwaluyojati
|
Matematika
|
Sarjana
|
Guru
|
15.
|
Suratini, BA
|
Bahasa Inggris
|
Sarjana
|
Guru
|
16.
|
Wahyuningsih, BA
|
Kimia
|
Sarjana
|
Guru
|
17.
|
Siti Djufroniah S.Pd
|
Kimia
|
Sarjana
|
Guru
|
18.
|
Kus Dewanti, BA
|
Bhs. Indonesia
|
Sarjana
|
Guru
|
19.
|
Sri Marwanto S.Pd
|
Matematika
|
Sarjana
|
Guru
|
20.
|
Siti Rosyadah, BA
|
Biologi
|
Sarjana
|
Guru
|
21.
|
Ning Mihati, BA
|
Sosiologi
|
Sarjana
|
Guru
|
22.
|
Dra. Vera Afri Iswanti
|
Bahasa Inggris
|
Sarjana
|
Guru
|
23.
|
Dra. Sri Nurdiyanti
|
Biologi
|
Sarjana
|
Guru
|
24.
|
Mustofiah S.Pd
|
Matematika
|
Sarjana
|
Guru
|
25.
|
Muryani
|
Penjaskes
|
Sarjana Muda
|
Guru
|
26.
|
Basuki, BA
|
Ekonomi
|
Sarjana
|
Guru
|
27.
|
Sri Yuliarti, A.Md
|
Matematika
|
Sarjana Muda
|
Guru
|
28.
|
Dra Titik. K
|
Bhs. Indonesia
|
Sarjana
|
Guru
|
29.
|
Dra. Retnani. S
|
Antropologi
|
Sarjana
|
Guru
|
30.
|
Yulita Hidayani
|
Agama Katolik
|
Guru
|
|
31.
|
ST. Mahsunah, BA
|
Agama Islam
|
Sarjana
|
Guru
|
32.
|
ST.Mufarokhah S.Pd
|
Sejarah
|
Sarjana
|
Guru
|
33.
|
Aris Haryanto S.Pd
|
Penjaskes
|
Sarjana
|
Guru
|
34.
|
Tri Lestari S.Pd
|
Sejarah
|
Sarjana
|
Guru
|
35.
|
Salimuddin S.Ag.
|
Agama Islam
|
Sarjana
|
Guru
|
36.
|
Jarot Sunarna S.Pd
|
PPKN
|
Sarjana
|
Guru
|
37.
|
Drs. Sumarman
|
BP / BK
|
Sarjana
|
WakaurKesiswaan
|
38.
|
Dra. Sriwilujeng TS
|
Bhs. Indonesia
|
Sarjana
|
Guru
|
39.
|
Ir. Fauzi S.Pd
|
Fisika
|
Sarjana
|
Guru
|
40.
|
Drs. Subarjo
|
Ekonomi
|
Sarjana
|
Guru Honorer
|
41.
|
Dra. Budiarti
|
Ekonomi
|
Sarjana
|
Guru Bantu
|
42.
|
Etik Hartaningsih S.Pd
|
PPKN
|
Sarjana
|
Guru Honorer
|
43.
|
Edi Purwanto S.Pd
|
Biologi
|
Sarjana
|
Guru
|
44.
|
Dra. Sri Rahayu
|
Kimia
|
Sarjana
|
Guru
|
45.
|
Suryani S.Pd
|
Fisika
|
Sarjana
|
Guru
|
46.
|
Yuli Ardiningsih
|
Pembantu BK
|
Sarjana
|
Guru Bantu
|
Sumber : Data Primer
Keterangan status pegawai :
-
Guru tetap = 41 orang
-
Guru honorer = 3 orang
-
Guru bantu = 2 orang
Setelah menelaah di atas maka dapat dipaparkan bahwa mayoritas
guru-guru di SMU I Pleret memiliki jenjang pendidikan yang tinggi dan sesuai
dengan profesionalitasnya sehingga dapat mendukung kemajuan proses belajar
mengajar sehingga tercapai tujuan pendidikan.
2.
Keadaan Karyawan
Karyawan adalah tenaga non pendidik. Karyawan memiliki tugas dan
tujuan untuk membantu mengkoordinir segala wilayah yang menyangkut administrasi
secara keseluruhan. Jumlah karyawan yang dimiliki oleh SMU N I Pleret
sebanyak 14 orang, 9
orang PNS, 5 orang TUTT.
TABEL III
DAFTAR NAMA KARYAWAN BESERTA JABATANNYA[45]
No.
|
Nama
|
Jabatan
|
Pendidikan
|
Status
|
1.
|
Ngatijo A. Md
|
Pembt.
Pimpinan/Koord. TU
|
D 3 Akutansi
|
PNS
|
2.
|
Arief Budiman
|
Pembt. Pimpinan
|
STM Listrik
|
PNS
|
3.
|
Yono Dwi. Y
|
Pembt. Pimpinan
|
SMEA TU
|
PNS
|
4.
|
Hanu Hudodo
|
Pembt. Pimpinan
|
PGSMTP
|
PNS
|
5.
|
Sumardi
|
Pembt. Pimpinan
|
SD
|
PNS
|
6.
|
Widodo
|
Pembt. Pimpinan
|
SD
|
PNS
|
7.
|
Darmadi
|
Pelaksana
|
KPAA
|
PNS
|
8.
|
Sulastri
|
Pelaksana
|
SMEP
|
PNS
|
9.
|
Asimah
|
Pelaksana
|
SMA IPS
|
PNS
|
10.
|
Subardi
|
-
|
SMA IPS
|
TUTT
|
11.
|
Harmanto
|
-
|
SMA IPS
|
TUTT
|
12.
|
Sujarwo
|
-
|
SMA
|
TUTT
|
13.
|
Purnadi
|
-
|
STM
|
TUTT
|
14.
|
Esturhana
|
-
|
SMU/A 2
|
TUTT
|
Sumber : Data Primer
Keterangan : TUTT = TU tidak tetap
3.
Keadaan Siswa
Pada
tahun pelajaran 2003-2004 SMU N I Pleret menerima siswa baru kelas I dengan
daya tampung 198 siswa ( kelas reguler ). Adapun jumlah siswa keseluruhannya
ada 589 yang terbagi pada laki-laki 251 siswa dan perempuan 338 siswa. 98 % beragama Islam hanya 4 orang
yang non Islam. Sehingga SMU N I Pleret memiliki potensi yang besar untuk ikut
berpartisipasi dalam program kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di
sekolah.
TABEL IV A
KEADAAN SISWA TAHUN AJARAN 2003-2004[46]
Kelas
|
Siswa laki-laki
|
Siswa perempuan
|
Jumlah
|
|
I A
|
16
|
24
|
40
|
|
I B
|
15
|
24
|
39
|
|
I C
|
14
|
26
|
40
|
|
I D
|
22
|
18
|
40
|
|
I E
|
15
|
24
|
39
|
|
Sub Total
|
82
|
116
|
198
|
|
II A
|
16
|
23
|
39
|
|
II B
|
16
|
24
|
40
|
|
II C
|
15
|
24
|
39
|
|
II D
|
15
|
25
|
40
|
|
II E
|
20
|
20
|
40
|
|
Sub Total
|
82
|
116
|
198
|
|
Kelas
|
Siswa laki-laki
|
Siswa perempuan
|
Jumlah
|
|
III IPA 1
|
8
|
20
|
28
|
|
III IPA 2
|
14
|
21
|
35
|
|
III IPS 1
|
22
|
22
|
44
|
|
III IPS 2
|
24
|
21
|
45
|
|
III IPS 3
|
19
|
22
|
41
|
|
Sub Total
|
87
|
106
|
193
|
|
Total
|
251
|
338
|
589
|
|
Sumber : Data Primer
Keterangan :
·
Jumlah siswa kelas III menurun
disebabkan oleh :
- ada yang keluar dengan latar belakang siswa terlibat kenakalan
remaja
- ada yang keluar dengan latar belakang tidak naik kelas
- ada yang keluar karena mengikuti tugas orang tua
TABEL IV B
JUMLAH SISWA MENURUT AGAMA YANG DIANUT
Kelas
|
Agama Islam
|
Agama Katolik
|
Agama Kristen
|
I
II
III
|
196
197
192
|
1 putra
1 putra
-
|
1 putra
-
1 putra
|
Jumlah
|
585
|
2 putra
|
2 putra
|
D.
Struktur Organisasi
Sebagai sebuah lembaga pendidikan pada umumnya maka SMU N I Pleret
memerlukan pengorganisasian yang rapi, tertib dan teratur sehingga tidak
terjadi percampuran wewenang, memudahkan pembagian tugas dalam bekerjasama guna
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan bersama.
Oleh sebab itu, diseluruh lembaga atau organisasi diperlukan adanya
struktur organisasi. Adapun struktur organisasi SMU N I Pleret sebagaimana
telah terlampir.
E.
Peraturan Sekolah[47]
Tata Tertib Datang dan Pulang
1.
Setiap hari jam pelajaran
dimulai pukul 07.00 WIB. Dan pulang pukul 13.30 WIB. Kecuali hari Jum’at pulang
pukul 11.05 WIB.
2.
Siswa harus hadir di sekolah 15
menit sebelum jam pelajaran dimulai dan pulang sesuai dengan tanda bel pulang
dibunyikan.
3.
Siswa yang hadir lebih 5 menit
dari pukul 07.00 WIB. harus minta ijin terlebih dahulu kepada petugas piket
baru diperbolehkan mengikuti pelajaran.
4.
Siswa yang terlambat 10 menit
dari pukul 07.00 WIB. harus menunggu 45 menit di ruang piket, pada jam kedua
boleh mengikuti pelajaran setelah mengisi analisis keterlambatan dan kepadanya
diberikan ijin masuk. (Setelah sholat dhuha bagi yang muslim)
5.
Sebelum atau sesudah guru
memberi materi pelajaran ketua kelas atau yang mewakili minta kepada guru yang
mengajar untuk mengisi buku “Laporan Kemajuan Kelas” dan menandatangani
presensi siswa
6.
Siswa yang terlambat datang 3
kali dalam 1 minggu diberi surat
pengantar untuk pulang. Surat
pengantar itu harus ditandatangani orang tua dan wali kelas pada hari
berikutnya dikumpulkan pada petugas piket.
Tata Tertib Berseragam Sekolah
Putri
a.
Rok abu-abu dengan jenis kain
dan potongan yang sudah ditentukan oleh sekolah (bawah lutut 15 cm)
b.
Baju lengan panjang dan baju
lengan pendek warna putih dengan jenis kain dan potongan yang sudah ditentukan
pola sekolah dengan badge OSIS dan lokasi
c.
Rok dan baju lengan pendek
dengan jenis kain dan potongan yang telah ditentukan oleh sekolah dengan badge
dan lokasi
d.
Memakai kaos singlet, sepatu
hitam, kaos kaki dan ikat pinggang
Putri Muslim
a.
Rok abu-abu panjang dengan
jenis kain dan potongan yang sudah ditentukan oleh sekolah
b.
Baju lengan panjang dan
baju warna putih dengan jenis kain dan
potongan yang sudah ditentukan pola sekolah dengan badge OSIS dan lokasi
sekolah dan kerudung warna putih polos
c.
Rok panjang dan baju lengan
panjang seragam krem dengan jenis kain dan potongan yang telah ditentukan oleh
sekolah dengan badge dan lokasi seragam khusus dan kerudung warna krem polos
d.
Memakai kaos singlet, sepatu
hitam, kaos kaki panjang dan ikat pinggang
Pemakaian baju harus dimasukkan ke dalam rok
F.
Program Pengajaran
Program Pengajaran SMU N I Pleret terdiri dari program pengajaran
umum dan program pengajaran khusus. Program pengajaran umum diselenggarakan di
kelas I dan II, sedangkan program pengajaran khusus diselenggarakan di kelas
III.
1.
Program Pengajaran Umum
Program
pengajaran umum merupakan program pengajaran yang wajib diikuti oleh semua
kelas I dan II. Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa
sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan
lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya serta meningkatkan pengetahuan.
Kemampuan dan minat siswa sebagai dasar untuk memilih program pengajaran khusus
yang sesuai di kelas III.
TABEL V A
SUSUNAN PROGRAM PENGAJARAN
SMU I PLERET KELAS I & II[48]
No.
|
Mata Pelajaran
|
Kelas I
|
Kelas II
|
Jam Kelas
|
1.
|
PPKN
|
2
|
2
|
4
|
2.
|
PAI
|
3
|
3
|
6
|
3.
|
Bhs Indonesia
|
5
|
5
|
10
|
4.
|
Sejarah
|
2
|
2
|
4
|
5.
|
Bhs. Inggris
|
5
|
5
|
10
|
6.
|
Penjaskes
|
2
|
2
|
4
|
7.
|
Matematika
|
6
|
6
|
12
|
8.
|
Fisika
|
5
|
5
|
10
|
9.
|
Biologi
|
4
|
4
|
8
|
10.
|
Kimia
|
4
|
4
|
8
|
11.
|
Ekonomi
|
3
|
3
|
6
|
12.
|
Sosiologi
|
-
|
2
|
2
|
13.
|
Geografi
|
2
|
2
|
4
|
14.
|
Pendidikan Seni
|
2
|
-
|
2
|
Total
|
45
|
45
|
90
|
2.
Program Pengajaran Khusus
Program
pengajaran khusus diselenggarakan di kelas III dipilih oleh siswa sesuai dengan
kemampuan dan minatnya. Program ini dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa
melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dalam bidang pendidikan
akademik maupun profesional dan mempersiapkan siswa secara langsung atau tidak
langsung untuk bekerja di masyarakat. Program khusus terdiri dari ilmu
pengetahuan alam dan program ilmu pengetahuan sosial.
TABEL V B
STRUKTUR
PROGRAM PENGAJARAN DI KELAS III
SMU N I PLERET[49]
Program Umum
No.
|
Mata Pelajaran
|
Jumlah jam
|
1
|
PPKN
|
2
|
2.
|
PAI
|
3
|
3.
|
Bhs. Indonesia
|
3
|
4.
|
Sejarah
|
2
|
5.
|
Bhs. Inggris
|
5
|
6.
|
Penjaskes
|
2
|
Total
|
17
|
Program Khusus
1.
Program IPA
No.
|
Mata Pelajaran
|
Jumlah jam
|
1.
|
Fisika
|
7
|
2.
|
Biologi
|
7
|
3.
|
Kimia
|
6
|
4.
|
Matematika
|
8
|
Total
|
28
|
2.
Program IPS
No.
|
Mata Pelajaran
|
Jumlah jam
|
1.
|
Ekonomi
|
8
|
2.
|
Antropologi
|
6
|
3.
|
Tata Negara
|
6
|
4.
|
Sosiologi
|
6
|
Total
|
26
|
Keterangan : Khusus untuk kelas III tidak mengikuti upacara bendera
hari Senin. Hari Senin diadakan jam ke 0. Tujuan dari diadakan jam tersebut
adalah untuk memberikan jam tambahan pada mata pelajaran yang di EBTA kan.
G. Metode yang Digunakan Untuk Menunjang Pelaksanan
Program Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMU N 1 Pleret
Ketika
mengadakan pengajian metode-metode berikut diterapkan dengan baik yakni :
metode Halaqah/lingkaran, metode
Hafalan, metode Ceramah Plus, metode Pemahaman, dengan demikian diharapkan
ajaran agama yang telah disampaikan dapat dijadikan tauladan di kehidupan
sehari-harinya.
H.
Sarana dan Fasilitas
Sarana dan fasilitas yang dimaksud adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan kegiataan belajar mengajar. Adanya sarana dan fasilitas
pendidikan sangat membantu jalannya proses belajar mengajar yang baik, terlebih
pada zaman sekarang ini bahwa kemajuan IPTEK sangat pesat.
Lembaga pendidikan tidak hanya dituntut mengadakan proses belajar
mengajar seadanya, namun perlu adanya fasilitas serta sarana dan prasarana yang
mendukung untuk tercapainya tujuan pendidikan.
SMU N I Pleret telah berupaya mengusahakan sarana dan fasilitas
pendidikan yang memadahi, agar tercipta lingkungan yang kondusif serta terwujud
interaksi dan komunikasi antar berbagai arah, yakni dari pendidik-anak didik,
pendidik-pendidik, bahkan dari anak didik ke anak didik lainnya.
TABEL VI A[50]
DAFTAR RUANG DAN SARANA PENDIDIKAN
No.
|
Nama
|
Keterangan
|
1.
|
R. Kelas
|
15 (2.700 m2)
|
2.
|
Laboratorium Bio
|
1 (108 m2)
|
3.
|
Laboratorium Fisika
|
1 (108 m2)
|
4.
|
Laboratorium Komputer
|
1 (112 m2)
|
5.
|
Perpustakaan
|
1 (112 m2)
|
6.
|
R. Serba Guna
|
1 (100 m2)
|
7.
|
R. Kerja Komputer
|
1 (12 m2)
|
8.
|
UKS
|
1 (12 m2)
|
9.
|
Koperasi Siswa
|
1 (12 m2)
|
10.
|
R. BK
|
1 (42 m2)
|
11.
|
R. Kepala Sekolah
|
1 (24 m2)
|
12.
|
R. Guru
|
1 (120 m2)
|
13.
|
R. TU
|
1 (60 m2)
|
14.
|
R. OSIS
|
1 (12 m2)
|
15.
|
WC Siswa
|
6 pa, 6 pi (48 m2)
|
16.
|
WC Guru/Pegawai
|
1 Kep Sek, 1 guru pa, 1 guru pi (20 m2)
|
17.
|
Gudang
|
1 (20 m2)
|
18.
|
Lapangan basket&tenis
|
2 (1.200 m2)
|
19.
|
Tempat Parkir motor siswa
|
1 (360 m2)
|
20.
|
Tempat Parkir motor guru
|
1 (150 m2)
|
TABEL VI B[51]
FASILITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
No.
|
Nama
|
Keterangan
|
1.
|
Masjid
|
1 (120 m2)
|
2.
|
Mimbar
|
1
|
3.
|
Karpet
|
5 lembar (@ 1x7 m)
|
4.
|
Sajadah
|
3
|
5.
|
Al-Qur’an
|
90
|
6.
|
Kipas Angin
|
4
|
7.
|
Kran tempat
Wudlu Putra
|
8
|
8.
|
Kran tempat Wudlu Putri
|
8
|
9.
|
Rukuh
|
30
|
10.
|
Sandal
|
3 dozen
|
11.
|
Jadwal Waktu Sholat
|
1
|
12.
|
Kaligrafi
|
tiap sudut ruang sekolah
|
13.
|
Gambar Tata Cara tayamum
|
1
|
14.
|
Gambar Praktik Sholat
|
1
|
15.
|
Gambar Asmaul husna
|
1
|
16.
|
Sound
|
1 rakit lengkap
|
17.
|
Pompa air khusus untuk wudlu
|
1
|
18.
|
Buku Iqra’
|
200 eks
|
19.
|
Buku Keagamaan
|
414 eks di Perpustakaan
|
20.
|
Tikar panjang
|
15
|
21.
|
Perpustakaan IMTAK
|
1 (berisi 250 eks)
|
22.
|
VCD player
|
1
|
23.
|
TV
|
1
|
24.
|
OHP untuk membantu ceramah
pengajian
|
1
|
25.
|
Kaset Murattal Al-Qur’an 30 Juz
|
30
|
26.
|
CD tentang manasik haji
|
1
|
27.
|
Perangkat alat peraga memandikan
jenazah
|
1 perangkat
|
28.
|
Transparasi untuk membantu
ceramah pengajian
|
1 rim
|
Berdasarkan tabel VI B maka dapat dilihat bahwa fasilitas keagamaan
sudah lebih dari cukup. Dengan demikian maka berdasarkan dokumentasi maupun
wawancara yang penulis lakukan tentang sarana dan fasilitas tersebut sangat
mendukung pelaksanaan program kegiatan keagamaan dalam peningkatan Pendidikan
Agama Islam.
BAB III
PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMU N 1 PLERET
A. Hakekat Program Imtak di SMU N 1 Pleret
Pada hakekatnya Program Imtak adalah sederetan rencana-rencana yang
disusun oleh SMU N 1 Pleret. Rencana-rencana tersebut merupakan langkah-langkah
yang ingin dilaksanakan oleh SMU N 1 Pleret. Rencana yang dibuat oleh SMU N 1
Pleret antara lain :
1.
Pengajian Umum
a.
Pengajian Guru/Karyawan
Pengajian tersebut selalu
dilaksanakan setiap 2 bulan sekali. Bertempat di rumah guru/karyawan dan
sebagai penanggung jawabnya oleh Pengurus Paguyuban Kadang Muslim “Ulul-Albaab”
SMU N 1 Pleret. Isi kegiatan antara lain : pembacaan Kalam Ilahi doa
pasholatan/atau doa sehari-hari dalam bahasa Arab dan latin Indonesia
beserta maknanya, yang berbentuk selebaran sehingga dapat dibawa pulang untuk
dibaca dan diamalkan. Inti Acara yakni ceramah. Kemudian diakhiri dengan sholat
berjama’ah tepat pukul 12.00 WIB. Sebagai subsidi dana berasal dari hasil iuran
guru/karyawan secara rutin tiap bulan.
b.
Pengajian Orangtua
Siswa/Pengajian Konsultasi
Saat penerimaan rapor/laporan mid
semester diadakan pengajian. Adapun materi yang diberikan adalah kandungan
ajaran Islam yang secara bijaksana dan dipilih yang bernilai lebih umum (karena
hadirnya heterogen, ada yang non-muslim). Pembicara oleh Kepala Sekolah, dan
atau guru lain yang ditunjuk. Dalam pengajian dan konsultasi ini diedarkan
kotak infaq untuk membantu pembangunan masjid sekolah.
c.
Pengajian Siswa per-Kelas
Pelaksanaannya minimal 1x per kelas
per semester, dilaksanakan di rumah siswa. Dalam pengajian ini siswa didampingi
oleh walikelas dan guru yang sudah terjadwal. Pembicara dapat berasal dari
lingkungan tempat tinggal siswa atau dari sekolah. Adapun dana berasal dari
siswa secara mufakat, dan tidak memberatkan.
d.
Pengajian Keluarga Besar SMU 1
Pleret dalam rangka peringatan Hari Besar Islam
Pada saat Hari Besar Islam di SMU N 1
Pleret sering diadakan pengajian besar-besaran. Penanggung Jawab oleh OSIS
serta Pembina OSIS / Guru Agama. Momentum ini dapat diiringi atau dilanjutkan
dengan kegiatan lain misalnya : bakti sosial penyerahan bantuan kepada
masyarakat jamaah umat Islam yang kurang mampu, pengumuman lomba kebersihan
kelas, lomba busana muslim/seragam sekolah, lomba kaligrafi, lomba pidato, seni
baca Al-Qur’an, dll.
e.
Pengajian singkat/kultum diawal
rapat Guru/Tim Panitia tertentu
Pembicara dari guru atau dari kepala
sekolah. Materinya mengingatkan dan mengajak agar dalam menjalankan tugas
diniatkan ikhlas.
f.
Ceramah terintegrasi dalam
Upacara setiap hari Senin
g.
Ceramah teritegrasi dalam
memberi pelajaran. Setiap guru diinstruksikan dapat mengintegrasikan ajaran
iman dan takwa kedalam materi pelajaran.
h.
Ceramah dalam rangka kegiatan
penataran pengurus OSIS, kemah kepramukaan dan dalam kegiatan eksta lainnya.
i.
Ceramah dalam Pelatihan selama
kegiatan Ramadhan.
j.
Pengaktivan kegiatan bulan
Ramadhan:
1.
Jama’ah salat Ashar
2.
Ta’lim dan tadarus menjelang
buka puasa
3.
Buka puasa bersama
4.
Tadarus / Sema’an Al-Qur’an di
kelas-kelas
5.
Salat tarowih berjama’ah
6.
Dialog interaktif dengan guru,
staff sekolah dan Kepala Sekolah
7.
Khusus ROHIS mengadakan
kegiatan khusus dengan jadwal khusus yang diketahui oleh Pembina OSIS dan Guru
Agama/Kepala Sekolah
k.
Peringatan Nuzulul-Qur’an
Dalam memperingati hari tersebut,
kecuali ada peringatan dalam bentuk ceramah, juga diikuti bakti sosial berupa
penyampaian bingkisan yang berupa bahan makan sekedarnya, baju layak pakai, dan
mushaf Al-Qur’an, dsb. Kegiatan ini merupakan salah satu realisasi dari program
OSIS.
l.
Ceramah Pengajian dalan acara
bakti sosial
Acara ini dilaksanakan di dusun Pada
kegiatan ini dibentuk kepanitiaan yang berasal dari OSIS dan didampingi oleh
guru pembimbing. Baik OSIS maupun pendamping bersama dengan umat Islam setempat
bersama-sama sholat Isya’, tarawih bersama dan dilanjutkan dengan ceramah
pengajian. Setelah kegiatan selesai diserahkan bingkisan/bantuan berupa sekedar
bahan makan, pakaian, dsb.
m.
Ceramah pengajian dalam acara
Pelepasan Siswa Kelas III
2. Program kegiatan lain yang mendukung :
Pengumpulan Dana untuk Takziyah dan Pelaksanaan salat janazah
Syawalan oleh Guru-Karyawan dan Siswa
Lomba Keagamaan (Seni Baca Al-Qur’an, Adzan, Ceramah, Dakwah dan
CCA) pada hari Ulang Tahun Sekolah / HBI
Training Khotbah/Ceramah Agama, merupakan salah satu realisasi
program ROHIS
Ekstrakurikuler Seni Islami (Qiro’ah, Hadroh, Nasyid dan Tarian
Islami)
Sosialisasi Busana Muslim pada awal penerimaan siswa baru yang
dilakukan oleh OSIS dan ROHIS
Penciptaan Situasi yang Kondusif, hal ini direalisasikan banyaknya
Kaligrafi Motto-Semboyan yang Islami di dinding kelas, ruangan-ruangan yang
strategis serta lingkungan sekolah
Iuran Rutin Guru untuk membantu siswa yang tidak mampu, bagi siswa
yang berprestasi, siswa yang meraih juara di akhir tahun ajaran dan siswa yang
naik kelas dengan predikat yang memuaskan.
Gerakan Jum’at Bersih dan Infak Jum;at seluruh kelas
Pembinaan Siswa yang terlambat masuk kelas pada pagi hari dengan
salat dhuha dan nasehat serta pendekatan agama
Pendataan awal Siswa Baru tentang kemampuan dan aktifitas keagamaan
siswa di rumah/masyarakat dengan wawancara khusus oleh Guru Agama, Anggota OSIS
dan ROHIS.
Wawancara Khusus Pemantapan
Siswa Baru oleh OSIS khususnya ROHIS tentang Tata Tertib Sekolah Imtak
Kajian sesudah salat dhuha 5 menit oleh guru/siswa yang ditunjuk
Menjaga tali silahturrahim antara guru-siswa baik di dalam maupun di
luar sekolah
Ibadah Qurban
Melibatkan seluruh warga sekolah dalam penggalian dana pembangunan
masjid sekolah
Doa bersama dan salat hajat bersama memohon keselamatan dan
keberhasilan program sekolah.
Pemberlakuan sistem pulsa
(point-point Pelanggaran tatib oleh siswa yakni yang berhubungan dengan hak
jatah bersekolah di SMU N 1 Pleret) dengan melibatkan orangtua, untuk mendidik
disiplin siswa.
Kesanggupan dalam mematuhi tatib diberikan pada awal penerimaan siswa dengan diketahui oleh orang tua
beserta point-point pelanggaranannya dilengkapi materai. Apabila point
pelanggaran siswa mencapai 100 point maka siswa dikembalikan oleh orang tua.
Siswa diperketat untuk
tidak mudah keluar pekarangan sekolah pada saat jam sekolah. Oleh sebab itu
pintu gerbang dijaga petugas tata tertib
Sebelum masuk pintu gerbang setiap pagi terdapat guru yang bertugas
dalam tata tertib
Secara insindental diadakan razia
Tidak diperkenankan untuk mengajukan jam pelajaran jika guru tidak
hadir.
B. Analisis Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Program kegiatan keagamaan yaitu
rencana-rencana yang berkenaan dengan aktivitas yang berkaitan dengan hal-hal
yang tercakup dalam agama Islam yang bersifat diluar jam pelajaran Pendidikan
Agama Islam. Walaupun demikian erat kaitannya dengan kegiatan intrakurikuler
yaitu yang bersifat meningkatkan aspek-aspek yang ada dalam Pendidikan Agama
Islam selain ranah kognitif juga afektif serta psikomotorik.
Pada dasarnya pelaksanaan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di dalam kelas di SMU N 1 Pleret dibina
oleh tiga orang guru yaitu Drs. Marhadi,
Sallimuddin S.Ag dan Siti Mahsunah BA,
yang telah memiliki kompetensi professional.
Dari angket dapat diketahui yakni :
1.
Motivasi Siswa
Dalam melaksanakan tugasnya para guru
Pendidikan Agama Islam memberikan berbagai upaya untuk peningkatan proses
belajar mengajar Agama Islam di kelas dari berbagai aspek. Oleh sebab itu siswa
menjadi termotivasi dalam mengikuti pelajaran Agama Islam. Secara umum yakni
sebanyak 60 % motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam di
kelas yaitu untuk mengetahui ajaran-ajaran yang terkandung dalam agama Islam.
Maka dapat diharapkan bahwa mereka mempunyai motivasi yang kuat untuk mau
mempelajari ajaran Islam walaupun masih sedikit yakni 29 % siswa yang
berkeinginan untuk mengamalkannya sehari-hari.
TABEL VII A
ALASAN SISWA MENGIKUTI PAI DI KELAS
No.
Item
|
Alternatif
Jawaban
|
Frekuensi
|
%
|
1.
|
Apa alasan anda mengikuti pelajaran PAI ?
A. Ingin untuk bisa mengamalkannya
B.Untuk
mengetahui ajaran-ajaran yang terkandung didalam ajaran Islam
C.Karena PAI adalah pelajaran yang wajib diikuti
|
29
61
10
|
29%
61%
10%
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
TABEL VII B
PERASAAN SISWA DAN ALASANNYA DALAM MENGIKUTI PAI
No.
Item
|
Alternatif
Jawaban
|
Frekuensi
|
%
|
2.
|
Bagaimana perasaan anda ketika mengikuti pelajaran PAI ?
A. Senang
B. Biasa saja
C. Kurang senang
|
72
28
-
|
72%
28%
-
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
|
Alasan siswa memilih 2A
|
|||
3.
|
A. Karena sikap dan pribadi gurunya yang
simpatik
B.
Karena metode yang digunakan gurunya bagus, sehingga pelajaran PAI mudah
dimengerti
C. Karena materinya penting dan menarik
|
2
16
52
|
2%
16%
52%
|
Jumlah
|
70
|
100%
|
|
Alasan siswa memilih 2B atau 2C
|
|||
4.
|
A.
Karena gurunya tidak menarik dan metodenya susah dipahami
B. Karena materinya tidak penting dan menarik
C. Karena kedua-duanya
|
28
2
-
|
28%
2%
-
|
Jumlah
|
30
|
100%
|
Berdasar tabel tersebut di atas dapat diteliti adanya suatu
keselarasan antara motivasi siswa dengan perasaan siswa dalam mengikuti
Pendidikan Agama Islam. Sebanyak 72 % siswa merasa senang dengan alasan bahwa
materi Pendidikan Agama Islam penting dan menarik hal ini ditunjukkan dengan
prosentase sebanyak 52 %. Selain itu siswa beralasan karena metode yang dipakai
guru mudah dipahami dan dimengerti sebanyak
16 %, maka berarti bahwa guru dalam menyampaikan materi menggunakan metode
yang tepat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mereka merasa senang
mengikuti Pendidikan Agama Islam karena tertarik dengan ajaran-ajaran yang
terkandung dalam Agama Islam serta menganggap bahwa Pendidikan Agama Islam
merupakan hal penting menyangkut kehidupan duniawi dan ukhrowi.
Kemudian untuk 28% siswa yang merasa biasa saja dalam mengikuti
Pendidikan Agama Islam dengan alasan karena guru tidak menarik serta metodenya
susah dipahami yakni sebanyak 28% dan 2% untuk siswa yang menganggap materi tidak
penting. Maka hal ini adalah tugas guru untuk mengemas materi agar siswa dapat
menikmati Pendidikan Agama Islam selama proses
pelajaran berlangsung. Oleh sebab itu guru harus dapat menyampaikan
materi Pendidikan Agama Islam dengan variasi metode atau dengan mempraktekkan
secara langsung materi ibadah sehingga siswa merasa tidak bosan. Sehingga
mereka akan tertarik untuk mengikuti Pendidikan Agama Islam dan lebih paham
dengan materi yang dipraktekkan.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan Pendidikan Agama
Islam di kelas yang membuat siswa merasa
senang karena adanya faktor intern dalam diri siswa yang berupa ketertarikan
terhadap materi Pendidikan Agama Islam.
2.
Usaha dalam Meningkatan
Aspek-Aspek PAI
Menurut Bloom dan kawan-kawan menyebutkan bahwa ranah pendidikan
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik yang menjadi acuan dalam peningkatan
Pendidikan Agama Islam. Dalam hal ini guru Pendidikan Agama Islam harus
mengetahui keberadaan ketiga aspek tersebut pada diri siswa/peserta didiknya.
Oleh sebab itu berbagai tanggapan siswa tentang keberadaan ketiga aspek
tersebut dapat diketahui dari angket siswa yang tercantum dalam tabel berikut :
TABEL VIII
TANGGAPAN
SISWA TENTANG ASPEK-ASPEK BELAJAR PAI DI KELAS
No.
Item
|
Alternatif
Jawaban
|
Frekuensi
|
%
|
5.
|
Apakah materi PAI yang diberikan oleh guru mudah dimengerti dan
dipahami ?
A. Mudah dimengerti dan dipahami
B. Kurang bisa dimengerti dan dipahami
C. Sulit dimengerti dan dipahami
|
60
40
-
|
60%
40%
-
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
|
6.
|
Setelah belajar tentang akhlak apakah anda ingin melakukannya
dalam kehidupan sehari-hari ?
A. Saya sadar untuk melakukannya
B.Saya mempunyai keinginan tetapi sulit
melaksanakannya
C. Saya ingin melakukan apabila ada imbalannya
|
30
70
-
|
30%
70%
-
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
|
7.
|
Berapa kali materi ibadah praktis oleh guru dipraktikkan dalam
pelajaran efektif ?
A. 1 kali
B. 2 kali atau lebih
C. Tidak sama sekali
|
38
25
37
|
38%
25%
37%
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
Aspek kognitif dalam PAI yaitu terdiri atas pengetahuan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip berupa materi yang ada di dalam ajaran Agama
Islam. Dari item nomer lima
menunjukkan pendapat siswa tentang penyampaian materi di kelas yang mudah
diterima yaitu sebanyak 60 %. Dengan demikian menunjukkan adanya indikasi bahwa
guru Pendidikan Agama Islam di SMU N 1 Pleret telah cukup berhasil dalam
penyampaian materi. Hal ini juga dikarenakan terdapat motivasi siswa yang kuat
untuk mau mempelajari Pendidikan Agama Islam dengan benar.
Untuk item nomer enam yaitu tentang pengaruh pembelajaran yang
bersifat afektif di kelas ternyata 70 % siswa mempunyai keinginan yang kuat
namun belum bisa untuk mengamalkan ajaran Islam dengan benar. Oleh sebab itu
pembinaan afektif siswa ini harus dikembangkan sebab akan memberikan pengaruh
yang kuat, sehingga dapat digunakan sebagai pijakan hidup dimasa yang akan
datang. Pembinaan afektif siswa sesuai dengan ajaran Islam harus diupayakan
oleh seluruh warga sekolah juga kerjasama dengan orang tua mereka.
Aspek pembinaan Pendidikan Agama Islam yang terakhir yaitu aspek
psikomotorik yaitu pembinaan kemampuan yang bukan hanya mengacu pada
keterampilan motorik atau gerakan semata, akan tetapi perlu adanya keterampilan
secara psikis yang terpadu. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penerapan
aspek psikomotorik Pendidikan Agama Islam yang berupa ibadah kurang sekali
diberikan di dalam kelas. Oleh sebab itu merupakan tugas guru Pendidikan Agama
Islam untuk lebih mau mempraktikkan materi pelajaran terutama ibadah praktis di
dalam kelas. Dari praktik ibadah praktis tersebut diharapkan siswa akan lebih
termotivasi dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam di kehidupan
sehari-hari.
3.
Faktor yang Melatarbelakangi
Program Kegiatan Keagamaan dalam Peningkatan
Pembelajaran PAI
Dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam secara intrakurikuler
banyak sekali hal-hal yang menjadi persoalan sehingga akan menghambat
tujuan-tujuan pendidikan. Untuk fungsi penghambat akan dibahas pada point
berikutnya.
TABEL
IX
LATAR
BELAKANG DIADAKANNYA PROGRAM KEGIATAN KEAGAMAAN
No.
Item
|
Alternatif
Jawaban
|
Frekuensi
|
%
|
8.
|
Apakah materi
PAI yang diberikan di sekolah sudah memenuhi keinginan anda dalam mengetahui
agama ?
A. Sudah memenuhi
B. Cukup memenuhi
C. Kurang memenuhi
|
10
68
22
|
10%
68%
22%
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
|
9.
|
Selain di sekolah dimanakah anda memperoleh materi PAI ?
A. Di rumah dan lingkungan sekitar
B. Di tempat ibadah
C. Kedua-duanya
|
16
14
70
|
16%
14%
70%
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
|
10.
|
Bagaimana pendapat anda tentang kegiatan keagamaan yang diadakan
di sekolah ?
A. Perlu sekali untuk menambah wawasan
pengetahuan
B.
Perlu untuk sekedar menghilangkan kejenuhan di kelas
C. Tidak perlu karena sudah cukup
dengan yang disampaikan di kelas
|
97
1
2
|
97%
1%
2%
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
|
11.
|
Menurut anda apakah diperlukan adanya kegiatan di luar jam PAI untuk
mengembangkan PAI di kelas ?
A. Sangat perlu
B. Perlu
C. Tidak perlu
|
11
83
6
|
11%
83%
6%
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
Dari item nomer delapan-sepuluh
dapat diteliti bahwa siswa mendapatkan Pendidikan Agama Islam di sekolah sudah
cukup, namun selain di sekolah mereka juga mendapat Pendidikan Agama Islam di
rumah, lingkungan sekitar, dan tempat ibadah. Hal ini merupakan indikator
pendukung dalam peningkatan keagamaan siswa serta menunjukkan kemauan yang
besar dari siswa.
Kemudian berdasarkan tanggapan siswa
tentang diadakannya program kegiatan di luar kelas, siswa berpendapat sangat
perlu. Maka bertolok ukur dari item tersebut digalakkanlah kegiatan diluar jam
Pendidikan Agama Islam di kelas.
4.
Tanggapan Siswa terhadap
Pelaksanaan Program Kegiatan Keagamaan
Pada dasarnya program kegiatan
keagamaan ini adalah untuk meningkatkan Pendidikan Agama Islam pada siswa. Oleh
sebab itu diperlukan kesadaran pada diri khususnya dengan dukungan dari
berbagai pihak pada umumnya. Dalam meningkatkan partisipasi pada kegiatan keagamaan
di SMU N 1 Pleret yang pertama adalah mengenai motivasi siswa dalam
meningkatkan Pendidikan Agama Islam yang selama ini dilaksanakan seperti yang
tertera dalam tabel berikut ini :
TABEL X
MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN KEAGAMAAN
No.
Item
|
Alternatif
Jawaban
|
Frekuensi
|
%
|
12.
|
A. Kesadaran sendiri untuk
memperdalam agama Islam
B. Untuk menambah nilai pelajaran
agama
C. Karena ikut-ikutan teman
|
90
8
2
|
90%
8%
2%
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahawa motivasi siswa mengikuti
kegiatan keagamaan 90 % atas dasar kesadaran sendiri untuk memperdalam agama
Islam. Dengan demikian motivasi dapat mempengaruhi keterlibatan siswa dalam
mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan seperti yang tertera pada tabel
di bawah ini.
TABEL XI
KEAKTIFAN
DALAM SISWA MENGIKUTI KEGIATAN KEAGAMAAN
No.
Item
|
Alternatif
Jawaban
|
Frekuensi
|
%
|
13.
|
A. Sering
B. Kadang-kadang
C. Tidak pernah
|
31
67
2
|
31%
67%
2%
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
Berdasarkan tabel di atas dapat diteliti bahwa siswa SMU N 1 Pleret
belum terlibat secara aktif, sebab yang terlibat secara aktif sebanyak 31 %,
yang bersifat kadang-kadang 67 % dan yang tidak pernah sama sekali hanya 2 %
yang disebabkan oleh beberapa hal misalnya : adanya jadwal kegiatan yang
berbenturan dengan kegiatan ekstrakurikuler lain dan belum adanya kesadaran
dari dalam diri siswa tentang pentingnya mengikuti kegiatan keagamaan tersebut
selain di kelas.
TABEL XII
KETERLIBATAN WARGA SEKOLAH DALAM
MENGIKUTI KEGIATAN KEAGAMAAN
No.
Item
|
Alternatif
Jawaban
|
Frekuensi
|
%
|
14.
|
A.Sudah
B.Belum seluruhnya
C.Tidak sama sekali
|
39
60
1
|
39%
60%
1%
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
|
15.
|
A. Seluruh guru ikut terlibat
B.
Sebahagian saja guru yang beragama Islam ikut terlibat
C. Hanya guru PAI saja yang terlibat
|
15
74
11
|
15%
74%
11%
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
Dari hal keterlibatan siswa secara keseluruhan dalam pelaksanaan
kegiatan keagamaan seperti yang tertera pada item nomer 14 yaitu 60 % menjawab
belum seluruhnya dan 39 % siswa aktif secara keseluruhan. Dengan demikian maka
keterlibatan siswa secara keseluruhan belum mencapai secara maksimal.
Untuk item nomer 15 yaitu tentang keterlibatan guru dalam
pelaksanaan kegiatan keagamaan sebanyak 74 % sebahagian guru yang beragama Islam terlibat, 11 % hanya guru
agama saja yang terlibat. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh guru yang
beragama Islam terlibat dan terkadang guru yang non Islampun ikut membantu.
5.
Hasil yang Dicapai dari
Pelaksanaan Program Kegiatan Keagamaan dalam Peningkatan Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMU N 1 Pleret
Dalam rangka meningkatkan Pendidikan
Agama Islam di SMU N 1 Pleret, telah merealisasikan berbagai program kegiatan
keagamaan baik itu yang bersifat ekstrakurikuler ataupun program yang khusus
dari sekolah.
Kontribusi adanya program kegiatan
keagamaan dalam peningkatan aspek-aspek dalam Pendidikan Agama Islam baik itu
aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik dapat diteliti tabel berikut :
TABEL XIII
HASIL YANG DICAPAI DARI ASPEK KOGNITIF
No.
Item
|
Alternatif
Jawaban
|
Frekuensi
|
%
|
16.
|
Apakah anda
mengetahui arti
A. Segala
Puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam
B. Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang
C. Tunjukkanlah jalan yang lurus
|
6
3
91
|
6%
3%
91%
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
|
17.
|
Bagaimana pendapat anda tentang kewajiban menutup aurot bagi
remaja yang sudah baligh ?
A.
Wajib memakai karena sesuai dengan syariat Islam
B. Wajib memakai selagi ikut pengajian
C. Tidak usah memakai
|
96
4
-
|
96%
4%
-
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
|
Pengetahuan siswa tentang pergaulan yang tidak ada dalam syariat
|
|||
18.
|
Saudara mengetahui dengan perayaan Valentine Day ?
A. Tahu
B. Kurang begitu tahu
C. Tidak tahu secara pasti
|
26
53
21
|
26%
53%
21%
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
|
19.
|
Apakah bentuk perayaan dari Valentine Day dapat mempererat tali
silaturrahim ?
A. Dapat
B. Kurang dapat
C. Tidak dapat secara tepat
|
40
27
33
|
40%
27%
33%
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
Aspek kognitif tentang pengetahuan siswa yang berupa materi ibadah
maupun materi-materi yang ada dalam syariat Islam sudah baik. Hal ini dapat
diteliti dari penyebaran angket yang penulis lakukan menunjukkan bahwa
pengetahuan siswa tentang arti dalam Q.S.
Al-Fatihah 91 % mengetahui artinya secara benar. Kemudian dari item nomer 17
yakni tentang kewajiban menutup aurat, sebanyak 94 % siswa menjawab bahwa wajib
memakainya karena sesuai dengan syariat Islam.
Mengenai pengetahuan siswa tentang pergaulan yang tidak sesuai
dengan syariat Islam seperti perayaan “Valentine Day” yaitu sebanyak 53 % siswa
kurang begitu tahu dan 21 % siswa yang tidak tahu secara pasti. Sedang mengenai
manfaat dari perayaan tersebut sebanyak 40 % siswa beranggapan mendatangkan
manfaat dan 33 % siswa menjawab tidak secara tepat, dari selisih tipis tersebut
dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswa tentang pergaulan yang tidak sesuai
dengan syariat Islam dirasa cukup.
TABEL XIV
HASIL YANG DICAPAI DARI ASPEK AFEKTIF
No.
Item
|
Alternatif
Jawaban
|
Frekuensi
|
%
|
20.
|
Apa yang anda lakukan jika diajak teman
dekat untuk tawuran antar sekolah ?
A. Mengikutinya bila tidak dianggap tidak setia kawan
B. Berusaha mencegah dengan berbagai cara
C. Tidak
ikut-ikutan sama sekali
|
2
41
57
|
2%
41%
57%
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
|
21.
|
Sebagai seorang muslim apa yang saudari
kerjakan sebelum belajar ?
A. Kadang berdoa
B. Kalau ingat berdoa
C. Selalu
dengan Basmalah
|
29
28
43
|
29%
28%
43%
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
|
22.
|
Apa anda sering mengucapkan salam di sekolah atau di rumah ?
A. Sering
B. Kadang-kadang
C. Tidak pernah
|
28
69
3
|
28%
69%
3%
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sikap siswa terhadap
perkelahian antar pelajar sangat antipati sekali yaitu dengan menunjukkan
frekuensi nol. Kemudian dari kebiasaan siswa dalam berdoa. Hal ini menjadi
indikasi bahwa kebiasaan siswa dalam mengingat Allah sebelum melaksanakan
aktivitas belum menginternal sehingga perlu adanya peningkatan kesadaran
terhadap hal tersebut.
Kemudian dari item nomer 22 yang mengungkap tentang kebiasaan siswa
dalam mengucap salam . Hal tersebut cukup menunjukkan bahwa sikap mengucapkan
salam sudah cukup membudaya diantara mereka.
TABEL XV
HASIL
YANG DICAPAI DARI ASPEK PSIKOMOTORIK
No.
Item
|
Alternatif
Jawaban
|
Frekuensi
|
%
|
23.
|
Berapa kali salat jama’ah di sekolah pernah diadakan ?
A. 1 kali
B. 2 kali atau lebih
C. Tidak mengetahuinya
|
28
69
3
|
28%
69%
3%
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
|
24.
|
Apakah anda tahu berapa rakaat dalam sehari kita salat wajib ?
A. 20 rakaat
B. 17 rakaat
C. 5 rakaat
|
6
94
-
|
6%
94%
-
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
|
25.
|
Berapa kali anda melakukan
salat sunah dalam sehari ?
A. 2 kali
B. Lebih dari 2 kali
C. Tidak pernah
|
28
12
60
|
28%
12%
60%
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
|
26.
|
Sudahkah anda lancar dalam membaca Al-Qur’an dan sesuai dengan
tajwid ?
A. Sudah
B. Cukup lancar
C. Belum lancer
|
10
59
31
|
10%
59%
31%
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
|
27.
|
Apakah anda memperhatikan ketika diadakannya khotbah atau ceramah
?
A. Ya
B. kadang-kadang
C. Tidak pernah
|
29
71
-
|
29%
71%
-
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
Dalam aspek psikomotorik tentang pelaksanaan sholat fardu, sekolah
menyelenggarakan sholat berjamaah lebih dari 10 kali dalam seminggu. Hal ini
diharapkan siswa dapat ikut aktif dalam mengikuti sholat berjamaah tersebut.
Untuk pelaksanaan sholat sunnah, siswa belum dapat melaksanakannya
Data ini menunjukkan bahwa siswa belum memiliki kesadaran untuk melakukannya.
Kemungkinan besar mereka belum begitu mengetahui tata cara dilakukan sholat sunnah tersebut.
Kemudian pada item nomer 26 yaitu menunjukkan keterampilan siswa
dalam membaca Al-Qur’an, sudah cukup lancar. Hal ini dapat dimengerti karena
adanya privat intensif yang dilakukan oleh guru diluar jam pelajaran.
Mengenai keaktifan mendengarkan khotbah atau ceramah, sebanyak 71%
siswa terkadang mendengarkan. Hal ini menunjukkan bahwa kepedulian siswa
terhadap kegiatan ceramah yang diselenggarakan, kurang. Alasan siswa dapat
dipahami karena metode ceramah yang ditampilkan kemungkinan monoton dan kurang
aktraktif.
C. Faktor Pendukung Program
Antara lain:
a.
Menurut letak geografis dapat diketahui bahwa
SMU N 1 Pleret mempunyai letak yang strategis. Hal ini dapat menguntungkan dan
juga merugikan. Menguntungkan karena dapat dengan mudah terjangkau oleh siswa,
merugikan karena banyak sekali nilai-nilai yang dapat mempengaruhi dan diserap
oleh siswa. Oleh sebab itu SMU N 1 Pleret dijadikan SMU N yang bermodel Imtak,
karena dengan Pendidikan Agama Islam diharapkan siswa mempunyai modal untuk
lebih dapat memfilter budaya yang masuk dalam kehidupan sehari-harinya.
b.
Banyak prestasi yang diukur
oleh siswa lebih khususnya dalam mengikuti lomba-lomba keagamaan.
c.
Keadaan guru, karyawan dan
siswa, yang 98 % beragama Islam, maka sangat representatif untuk mendukung
dilaksanakannya program.
d.
Kurikulum dan materi yang
diberikan oleh SMU N 1 Pleret sudah
sangat sesuai dengan program Imtak. Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
diberikan waktu sebanyak 3 jam dalam seminggu, sedangkan materi yang dapat diperdalam
lagi dengan pengadaan kegiatan ekstra diluar jam pelajaran. Misalnya pengajian
dengan materi muamalah praktis yang dapat dilakukannya langsung dalam
sehari-hari; materi akhlak untuk memberikan bekal ketauladanan dalam bersikap;
traning khotbah dan ceramah berbagai bahasa sangat bermanfaat sebagai bekal
siswa untuk terjun kemasyarakat.
e.
Tata tertib yang dibuat untuk
meningkatkan kedisiplinan disesuaikan dengan ajaran Islam. Kemudian pelaksanaan
tata tertib harus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Diantaranya
kerjasama antara orang tua-siswa-guru.
f.
Terbentuknya Pengurus Bidang
Pembinaan IMTAK dari guru
g.
Telah terjadwal dan
terprogramnya segala kegiatan keagamaan
h.
Pendanaan yang telah
terkoordinir dengan baik
i.
Tempat : Mushalla dan Masjid
j.
Ustadz : Cukup dari Kepala Sekolah, Guru,
Ustadz/Ulama dari masyarakat sekitar dan siswa sendiri.
k.
Perpustakaan khusus IMTAK, yang
berisi :
1.
Mushaf Al-Qur’an 30 Juz
berjumlah 90 buah
2.
Juz ‘Amma berjumlah 80 buah
3.
Buku-buku keIslaman berjumlah
kurang lebih 50 buah
4.
Kamus Al-Munawwir berjumlah 3
buah
5.
Indeks ayat Al-Qur’an
“Fathur-Rahman” 1 buah
6.
Sejarah Nabi Muhammad SAW karya
Husein Haikal 1 buah
7.
VCD player 1 buah
8.
VCD tentang manasik haji dan
runtuhnya teori Evolusi Darwin masing-masing 1 buah
9.
Kaset Murattal Al-Qur’an 30 juz
10.
Transparansi dan OHP
D. Faktor Penghambat Program dan Usaha Mengatasinya
Faktor Penghambat antara lain :
1.
Adanya kekurangaktifan siswa
dalam mengikuti kegiatan keagamaan yang diadakan di sekolah.
2.
Alokasi waktu kegiatan
keagamaan yang diadakan secara rutin terkadang berbenturan dengan kegiatan
ekstrakurikuler lain.
3.
Input yang minim dalam
pengetahuan keagamaan dan keberagaman mereka.
4.
Lingkungan sekitar kurang
mendukung
5.
Penyampaian materi dengan
metode yang monoton dan tidak bervariatif sehingga membuat siswa cepat bosan
6.
Kurang dilakukannya demonstran
secara langsung di kelas guna memperdalam materi yang disampaikan.
7.
OSIS-Rohis serta pembina
keduanya kurang dapat interaktif berkomunikasi. Sehingga dapat menghambat
terlaksananya program.
Usaha mengatasinya adalah sebagai berikut :
a.
Penggunaan metode yang
bervariatif sehingga siswa tidak merasa
cepat bosan.
b.
Penyesuaian materi dengan
keinginan tahuan siswa dalam memperdalam pengetahuan Agama Islam dengan tidak
keluar dari kurikulum
c.
Lebih banyak dilakukan
pembinaan bagi siswa yang minim dalam pengetahuan Agama Islam
d.
Terjalin komunikasi yang bagus
antara OSIS-Rohis dan pembina sehingga tidak terjadi perbenturan jadwal
program.
e.
Dilaksanakan demonstrasi ibadah
praktis baik wajib maupun sunnah di kelas agar siswa mampu mencontoh secara
langsung
f.
Siswa dilibatkan secara
langsung dalam perayaan hari-hari besar Agama Islam
g.
Terjalinnya kerjasama yang baik
antara pihak sekolah dengan masyarakat sekitar agar tercipta lingkungan yang
kondusif.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah penulis menguraikan hasil-hasil penelitian di SMU N 1 Pleret
tentang peningkatan program pembelajaran Pendidikan Agama Islam maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Langkah-langkah yang dilakukan oleh SMU N 1 Pleret untuk melaksanakan SK KANDEPAG terangkum dalam program Pendidikan Agama Islam. Program ini dititik beratkan pada pelaksanaan Pendidikan Agama Islam baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler yang bersifat meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Program tersebut berisi program ibadah umum dan kegiatan-kegiatan pendukung lainnya. Diantaranya pengajian-pengajian yang telah terjadwalkan, peringatan hari-hari besar agama Islam, pengaktifan ceramah dan kajian-kajian ke-Islaman, training dai, serta selalu berprestasi dalam mengikuti lomba-lomba keagamaan yang diadakan diberbagai daerah. Sehingga program tersebut akan terlaksana dengan baik dengan melibatkan keaktifan semua pihak, tak terkecuali adanya pengaturan kurikulum yang tepat, keprofesionalan pendidik serta fasilitas yang mendukung.
2. Dari hasil
analisis angket dapat dipastikan bahwa SMU N 1 Pleret yang telah ditunjuk oleh
Depag untuk dijadikan sekolah bermodel Imtak lebih bagus potensi keagamaannya
dari pada yang dulu. Hal tersebut ditandai antara lain dengan adanya penurunan
jumlah kenakalan yang terjadi pada remaja. Sehingga hal ini dapat dijadikan
salah satu indikator dari keberhasilan pencanangan program tersebut.
Saran-saran
Setelah menyelesaikan penelitian ini
sekiranya penulis akan menyampaikan beberapa saran anatara lain sebagai berikut
:
1.
Kepada Pengelola Sekolah
Program tersebut masih dalam taraf percobaan maka
diharuskan adanya kontrol evaluasi dari pihak yang berkompeten
2.
Guru Pendidikan Agama Islam
Hendaknya Guru Pendidikan Agama Islam selalu menambah wacana keilmuannya
sebagai wahana untuk meningkatkan profesionalismenya dalam penyampaian materi
maupun pengemasannya.
Antar guru Pendidikan Agama Islam sebaiknya selalu mengadakan
koordinasi. Sehingga perkembangan kereligiusitasan siswa termonitor.
3.
Guru Pendidikan non Pendidikan
Agama Islam
Sebaiknya guru tersebut tetap memberikan dukungan
terhadap program yakni dengan mengintegrasian mata pelajaran yang diampunya
dengan Pendidikan Agama Islam.
Bagi siswa
Pelaksanaan program sebahagian besar yang terlibat
adalah siswa, sehingga siswapun perlu menumbuhkan kesadaran dirinya untuk mau
berpartisipasi aktif. Hal ini sebaiknya dilakukan agar memperoleh ajaran Islam
yang luas baik dalam dataran kognitif, afektif dan prikomotorik dikehidupannya
sehari-hari.
C. Kata Penutup
Alhamdulillahirrabbil’alamin, penulis
panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan segala
keridlo-anNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Dengan bantuan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Segala daya upaya yang maksimal telah
penulis tuangkan dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul Pelaksanaan
Program Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Lembaga Umum yang Bermodel
Imtak, akan tetapi penulis menyadari sepenuhnya bahwa “Tiada gading yang
tak retak “, sehingga penulis sadar terhadap kejanggalan dan kekurangan yang
masih banyak dalam skripsi ini dikarenakan adanya keterbatasan wawasan dan
kemampuan yang penulis miliki.
Walaupun demikian penulis berharap skripsi ini
nantinya dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi para guru
ataupun calon guru Pendidikan Agama Islam pada khususnya untuk terus
meningkatkan ajaran agama Islam di bumi ini dengan selalu mengharap
keridloan-nya. Amiin ya Rabbal’alamiin.
PELAKSANAAN PROGRAM PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA
LEMBAGA PENDIDIKAN UMUM YANG BERMODEL IMTAK
(Studi
Kasus di SMU N 1 Pleret, Bantul)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas
Tarbiyah
Institut Agama islam Negeri Sunan Kalijaga
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam
OLEH :
Siti Imronah
NIM.
9941 4163
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2003
Dra. Hj. AFIYAH,
AS., M.Si
DOSEN FAKULTAS
TARBIYAH
IAIN SUNAN
KALIJAGA
YOGYAKARTA
NOTA DINAS
Lamp : 5 (lima)
eksemplar Kepada
Yang terhormat,
Hal : Skripsi Saudari Bapak Dekan
Fakultas Tarbiyah
Siti Imronah IAIN
Sunan Kalijaga
di
Yogyakarta
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca,
meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka selaku pembimbing menyatakan
bahwa skripsi saudari :
Nama : Siti Imronah
Nim
: 9941 4163
Jur : PAI
Judul : PELAKSANAAN
PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA LEMBAGA PENDIDIKAN UMUM YANG
BERMODEL IMTAK (Studi Kasus di SMU N 1 Pleret, Bantul)
Telah dapat diajukan
sebagai bagian dari syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata Satu Pendidikan
Islam kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Semoga saudari
tersebut dapat segera dipanggil dalam sidang munaqosyah untuk
mempertanggungjawabkan skripsinya.
Akhirnya semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi almameter, agama, nusa dan bangsa. Amin.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Yogyakarta, 16 Desember 2003
Pembimbing
Dra. Hj.
Afiyah AS, M.Si.
NIP. 150 197
295
[1] Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta :
Mutiara, 1984), hlm. 27
[2] Drs. Moekijat, Kamus Pendidikan dan Pelatihan, (Bandung :
Mandar Maju, 1993), hlm. 81
[3] Hasan Shadily, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta : Ictiar Baru
– Van Hoeve dan Elsevier Publishing Projects, t.t), hlm. 435
[4] Abu Tauhied Ms., Beberapa Aspek Pendidikan Islam,
(Yogyakarta : Sekretariat Jurusan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga,
1990), hlm. 14
[5] Depdikbud, GBPP Sekolah Umum, (Jakarta : Depdikbud, 1995),
hlm. 1
[6] Op. cit., Drs. Moekijat, hlm. 40
[7] Wawancara dengan Drs. Marhadi, Guru Bidang Studi Pendidikan Agama
Islam di SMU N 1 Pleret, Bantul, tanggal 3 Februari 2003
[8] Dr. Zakiyah Daradjat, Problema Remaja di Indonesia, (Jakarta
: Bulan Bintang, 1978), hlm. 36
[9] ibid, hlm. 35
[10] Drs. Muhaimin, MA dan Drs. Abd. Mujib, Pemikiran Pendidikan
Islam kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, (Bandung :
Trigenda Karya, 1993), hlm. 164
[11] Wawancara dengan Drs. Marhadi, Guru Bidang Studi Pendidikan Agama
Islam di SMU N 1 Pleret, Bantul, tanggal 3 Februari 2003
[12] Ibid
[13] Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm. 107
[14] Ibid
[15] Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat , (Jakarta :
Gramedia, 1981), hlm. 115
[16] Op. Cit.,Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, hlm. 117
[17] Ibid
[18] Ibid
[19] Ibid, hlm. 42
[20] Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid 2, (Yogyakarta :
Andi Offset, 2000), hlm. 136
[21] Op.Cit., Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, hlm. 133
[24] Ibid, hlm. 136
[26] Op.Cit., Anas Sudijono, hlm. 40-41
[27] Op.Cit., Sutrisno Hadi, hlm. 36-42
[28] Siti Hajar Lutfiah, Model dan Metode Kegiatan Sivitas Aktiva
Islamika (SAI) di SMU N 8 Yogyakarta, (Skripsi Sarjana Tarbiyah IAIN Sunan
Kalijaga, 2003)
[29] Ulfah Adhiyah, Sumbangan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan
terhadap PAI di SMU N 7 Yogyakarta, (Skripsi Sarjana Tarbiyah IAIN Sunan
Kalijaga, 2001)
[30] Sudirjo, Penelitian Kurikulum, (Yogyakarta : Fak. Ilmu
Pendidikan, IKIP Yogyakarta, 1987), hlm. 82
[31] Dr. Suharsimi Arikunto,Dasar-dasar EvaluasiPendidikan,
(Jakarta : Bumi Aksara, 1997), hlm. 111-113
[32] Bambang Sugeng, Ph.D,InstructionalTechnology(Planning Procedure
For Language Education), (Yogyakarta : Fak. Bahasa dan Seni, Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 1997), hlm. 50-53
[33] Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam (Upaya
Mengefektifkan PAI di Sekolah), (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2002), hlm.
76
[34] Drs. Hasan Basri, Remaja Berkualitas (Problematika remaja dan
Solusinya0, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1995), hlm. 105
[35] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru,
(Bandung : Remaja Rosda Karya, 1995), hlm. 201-280
[36] Oemar Muhammad al-Toumy al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam,
(Jakarta : Bulan Bintang, 1979), hlm.
560-572
[37] JJ Hasibuan, dkk, ProsesBelajar Mengajar , (Bandung : Remaja
Rosda Karya, 2000), hlm.
13-19
[38] Dokumentasi Data Sarana Prasarana Pendidikan SMU N 1 Pleret dan
Wawancara dengan Bapak Hanu Hudodo, T.U. Bagian Inventaris, 30 September 2003
[39] Dokumentasi dan Wawancara dengan Bapak Drs. Edison A. Jamli,
Wakaur. Kurikulum, 6 Oktober 2003
[40] Dokumentasi Buletin KIRAB edisi khusus Ulang Tahun SMU N 1 Pleret
ke-21, Tim penyusun Aswanto, dkk., jalan Raya Plumbon 22-23 Sorowajan,
Yogyakarta, Agustus 2002, hlm. 2-3
[41] Op.Cit., Drs. Edison A. Jamli
[42] Op. Cit., Dokumentasi Buletin KIRAB, hlm. 34
[43] Observasi, 30
September 2003
[44] Dokumentasi SK Kepala Sekolah SMU N 1 Pleret No. 122
b/113.2/SMU/08/KP 2002, 1 Juli 2003,
lampiran II
[45] Dokumentasi dan Wawancara dengan Bapak Darmadi, T.U. Bagian
Pelaksana, 2 Oktober 2003
[46] Dokumentasi dan Wawancara dengan Ibu Sulasti, T.U. Bagian
Pelaksana, 2 Oktober 2003
[47] Dokumentasi Tata Tertib Siswa SMU N 1 Pleret, tahun pelajaran
2003-2004
[48] Op. Cit., Drs. Edison A. Jamli
[49] Ibid
[50] Op. Cit., Hanu Hudodo
[51] Dokumentasi dan Wawancara dengan Bapak Arief Budiman, T.U. Bagian
Pemb. Pimpinan, 2 Oktober 2003
No comments:
Post a Comment