Ushul Fiqih :
Mari Bersama Belajar dan Membangun Islam
22 December 2012
22 November 2012
PUASA ASYURA DAN AMALANYA
Kedua puasa tanggal sepuluh Muharram yang dikenal dengan hari asyuro'. Ketiga puasa tanggal Sembilan Muharram atau disebut dengan hari tasu'a. Keempat puasa enam hari di bulan Syawwal. Kelima puasa tanggal tiga belas pada tiap bulannya. Keenam puasa hari senin dan kamis.
Demikian diterangkan dengan kalimat
يسن صوم عرفة وعاشوراء وتاسوعاء وستة من شوال وأيام البيض والاثنين والخميس
Tanggal sepuluh Muharram yang dalam bahasa arab disebut asyuro' adalah
hari istimewa. Nabi pernah ditanya mengenai keistimewaan tanggal
tersebut. Beliau menjawab bahwa puasa tanggal 10 Muharram yakaffirus sannah al-madhiyyah .SEJARAH NU
Kalangan
pesantren gigih melawan kolonialisme dengan membentuk organisasi
pergerakan, seperti Nahdlatut Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada tahun
1916. Kemudian tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga
dengan Nahdlatul Fikri (Kebangkitan Pemikiran), sebagai wahana
pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Selanjutnya
didirikanlah Nahdlatut Tujjar, (Pergerakan Kaum Sudagar) yang dijadikan
basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul
Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil sebagi kelompok studi
juga menjadi lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan
memiliki cabang di beberapa kota.
07 November 2012
SEJARAH SAMIN
GEGER SAMIN
Samin Surosentiko lahir pada tahun 1859, di Desa Ploso
Kedhiren, Randublatung Kabupaten Blora. Ayahnya bernama Raden Surowijaya atau
lebih dikenal dengan Samin Sepuh. Nama Samin Surosentiko yang asli adalah Raden
Kohar . Nama ini kemudian dirubah menjadi Samin, yaitu sebuah nama yang
bernafas kerakyatan. Samin Surosentiko masih mempunyai pertalian darah dengan
Kyai Keti di Rajegwesi, Bojonegoro dan juga masih bertalian darah dengan
Pengeran Kusumoningayu yang berkuasa di daerah Kabupaten Sumoroto ( kini
menjadi daerah kecil di Kabupaten Tulungagung) pada tahun 1802-1826.
PEMAKAIANNYA BAHASA DENGAN BAIK DAN BENAR
PEMAKAIANNYA BAHASA DENGAN BAIK DAN
BENAR
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA
KULIAH
BAHASA INDONESIA
DOSEN PENGAMPU, DRS. SUPRATNA. M.MPd
DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
MOHAMMAD AMIN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AL – MUHAMMAD CEPU
BAB 1
PEMAKAIANNYA BAHASA DENGAN BAIK DAN BENAR
Istilah
bahasa baku
telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun pengenalan istilah tidak
menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif konsep dan makna istilah
bahasa baku
itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat
bahasa baku sama
dengan bahasa yang baik dan benar. “Kita berusaha agar dalam situasi resmi kita
harus berbahasa yang baku.
Begitu juga dalam situasi yang tidak resmi kita berusaha menggunakan bahasa
yang baku”.
(Pateda, 1997 : 30).
Slogan “pergunakanlah bahasa Indonesia dengan baik dan
benar”,tampaknya
mudah diucapkan, namun maknanya tidak jelas.
PENYIMPANGAN BAHASA INDONESIA DI KALANGAN PEJABAT NEGARA
MAKALAH
MAKALAH INI DISUSUN UNTUK
MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
MEMBIASAKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA DALAM KESEHARIAN DI SEKOLAH
PENDAHULUAN
Dalam
Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan
Nasional Tahun 2003 pada lampiran
3g dan juga dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
74 Tahun 2009 tentang
Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional (UASBN) untuk SD,MI, dan SLB Tahun
Pelajaran 2009/2010 memuat Standar Kompetensi
Lulusan mata pelajaran bahasa
Indonesia
yang menuntut bagi siswa
mempunyai berbagai keterampilan berbahasa Indonesia
yang baik dan benar.
MEMBIASAKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA DALAM KESEHARIAN DI SEKOLAH
PENDAHULUAN
Dalam
Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan
Nasional Tahun 2003 pada lampiran
3g dan juga dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
74 Tahun 2009 tentang
Ujian Akhir Sekolah
Berstandar Nasional (UASBN) untuk SD,MI, dan SLB Tahun
Pelajaran 2009/2010 memuat Standar Kompetensi
Lulusan mata pelajaran bahasa
Indonesia
yang menuntut bagi siswa
mempunyai berbagai keterampilan berbahasa Indonesia
yang baik dan benar.
Sehingga siswa yang telah
lulus seharusnya memiliki
keterampilan berbahasa Indonesia
sesuai standar kelulusan.
05 November 2012
Peran Guru dalam Proses Belajar-Mengajar
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan
keahlian khusus sebagai guru. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang
tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan
syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional harus menguasai
betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan
lainya perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau
pendidikan prajabatan.
Tugas dan peran guru tidakalah terbatassi dalam masyarakat, bahkan guru pada hakekatnya guru merupakan komponen strategis yang memilih peran penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa.
Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa ditengah-tengah lintas perjalanan zaman dengan teknologi yang kian cangggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehudupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamika untuk mengadaptasikan diri.
Semakin akurat para guru melaksanakan fungsinya, semakin terjamin tercipta dan terbinanya kesiapan dan kendala sebagai seorang pembangunan. dengan kata lain, potret dan wajah diri bangsa dimasa depan tercermin dari potret dari guru masa kini, dan gerak maju dinamika kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru di tengah-tengah masyarakat.
a. Guru Sebagai Demonstrasor
Melalui perannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru hendaknya nantiasa mengembangkan dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya kerena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
b. Guru Sebagai Pengelola Kelas
Dalam perannya sebagai pengelola kelas (Learning manager), guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Lingkungan yang baik ialah yan bersifat menantang dan merangsang siswa unuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.
Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa belajar dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diarapkan.
c. Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang beguna serta dapat menujang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku, teks, majalah ataupun surat kabar.
d. Guru Sebagai Evaluator
Untuk mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar dikatakan berhasil dan guru mampu mengoreksi selama proses belajar mengajar yang masih perlu untuk diperbaiki atau dipertahankan.
Tugas dan peran guru tidakalah terbatassi dalam masyarakat, bahkan guru pada hakekatnya guru merupakan komponen strategis yang memilih peran penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa.
Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa ditengah-tengah lintas perjalanan zaman dengan teknologi yang kian cangggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehudupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamika untuk mengadaptasikan diri.
Semakin akurat para guru melaksanakan fungsinya, semakin terjamin tercipta dan terbinanya kesiapan dan kendala sebagai seorang pembangunan. dengan kata lain, potret dan wajah diri bangsa dimasa depan tercermin dari potret dari guru masa kini, dan gerak maju dinamika kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru di tengah-tengah masyarakat.
a. Guru Sebagai Demonstrasor
Melalui perannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru hendaknya nantiasa mengembangkan dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya kerena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
b. Guru Sebagai Pengelola Kelas
Dalam perannya sebagai pengelola kelas (Learning manager), guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Lingkungan yang baik ialah yan bersifat menantang dan merangsang siswa unuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.
Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa belajar dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diarapkan.
c. Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang beguna serta dapat menujang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku, teks, majalah ataupun surat kabar.
d. Guru Sebagai Evaluator
Untuk mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar dikatakan berhasil dan guru mampu mengoreksi selama proses belajar mengajar yang masih perlu untuk diperbaiki atau dipertahankan.
04 November 2012
NUZULUL QUR’AN
Tujuan
Khusus Dari Nuzulul Qur’an
Memberikan Petunjuk kepada semua makhluk ke jalan yang
lurus, sebagai adanya targhib dan tarhib, untuk dapat
melaksanakan syari’at Allah SWT. Sebagai Jawaban terhadap pertanyaan dan juga
penjelasan bagi mereka, seperti turunya
Al-Anfal 1
y7tRqè=t«ó¡o Ç`tã ÉA$xÿRF{$# ( È@è% ãA$xÿRF{$# ¬! ÉAqߧ9$#ur ( (#qà)¨?$$sù ©!$# (#qßsÎ=ô¹r&ur |N#s öNà6ÏZ÷t/ ( (#qãèÏÛr&ur ©!$# ÿ¼ã&s!qßuur bÎ) OçFZä. tûüÏZÏB÷sB ÇÊÈ
An-Nisa’ : 127
y7tRqçGøÿtGó¡our Îû Ïä!$|¡ÏiY9$# ( È@è% ª!$# öNà6ÏGøÿã £`ÎgÏù $tBur 4n=÷Fã öNà6øn=tæ Îû É=»tGÅ3ø9$# Îû yJ»tGt Ïä!$|¡ÏiY9$# ÓÉL»©9$# w £`ßgtRqè?÷sè? $tB |=ÏGä. £`ßgs9 tbqç6xîös?ur br& £`èdqßsÅ3Zs? tûüÏÿyèôÒtFó¡ßJø9$#ur ÆÏB Èbºt$ø!Èqø9$# cr&ur (#qãBqà)s? 4yJ»tFuù=Ï9 ÅÝó¡É)ø9$$Î/ 4 $tBur (#qè=yèøÿs? ô`ÏB 9öyz ¨bÎ*sù ©!$# tb%x. ¾ÏmÎ/ $VJÎ=tã ÇÊËÐÈ
·
Pengertian Nuzulul Qur’an
·
Proses Turunnya Al-Qur’an
·
Faedah diturunkan Al-Qur’an secara berangsur-angsur
·
Ayat yang pertama dan terakhir diturunkan
·
Cara Penyampaian Wahyu ( Al-Qur’an )
A. Proses Turunnya Al-Qur’an
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada Rasul Muhammad SAW untuk memberi
petujuk kepada manusia. Turunya al-Qur’an merupakan peristiwa besar yang
sekaligus menyatakan kedudukannya bagi penghuni langit dan penghuni bumi. Maka
turunya Al-Qur’an dengan dua tahapan, yaitu :
Pertama : Al-Qur’an turun pada malam lailatul qadar pada
malam kemulyaan, merupakan pemberitahuan Allah SWT kepada alam tingkat tinggi
yang terdiri dari malaikat-malakat akan kemulyaan umat Nabi Muhamad SAW.
Kedua : Turunya Al-Qur’an secara bertahap ( munajaman ),
dengan tujuan menguatkan hati Rasul SAW dan menghibur serta mengikuti peristiwa
dan kejadian-kejadian sampai Allah SWT menyempurnakan agama ini dan mencukupi
nikmat-nikmat-Nya.
Perbedaan turunnya Al-Qur’an secara sekaligus dan
berangsur-angsur disebabkan karena merujuk kepada dua kata anzala dan nazala
dalam ayat surat al-Isra’ : 105.
وَبِالْحَقِّ أَنزَلْنَاهُ
وَبِالْحَقِّ نَزَلَ وَمَآأَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا * - الإسراء
: 105 -
Dan Raghib al-Asfahani mengatakan : perbedaan dua kata
tersebut, kata inzal dan tanzil, Yaitu bahwa kata tanzil (
التنزيل ) dimaksudkan berkenaan turunya
Al-Qur’an secara berangsur-angsur ( مفرّقا
),atau ( منجما )Sedangkan kata inzal ditujukan
berkenaan turunya al-qur’an secara sekaligus ( جملة ).
Dasar turunnya Al-Qur’an sekaligus
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ
مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ * - الدخان : 3 –
“Sesumgguhmya Kami menurunkan ( Al-Qur’an ) pada malam yang diberkahi
dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan “.( QS. Al-Dhukhan : 3 )
Firman Allah SWT Surat Al-Baqarah : 185
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ
فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ *
- البقرة : 185 -
“ Bulan Ramadhan bulan yang didalmnya diturunkan Al-Qur’an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara
yang hak dan yang bathil “ ( QS. Al-Basqarah : 185 ).
Firman Allah SWT surat Al-Qadr : 1
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ
الْقَدْرِ * – القدر : 1 -
“ Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an pada malam kemulyaan
“ ( QS. Al-Qadr : 1 )
Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, bahwa ia berkata :
أنزل القرأنُ جملةً واحدة ً إلى
السمَاءِ الدنيا وكانَ بمواقعِ النجومِ وكان اللهُ يُنزله ُ على رسوله صلى الله
عليه وسلمّ بعضه فى إثر بعضٍ .
“Allah menurunkan Al-Qur’an sekaligus ke langit dunia, tempat turunnya
secara berangsur-angsur. Lalu Dia menurunkannya kepada Rasul-Nya SAW bagian
demi bagian . “ ( HR. Al Hakim dan al-Baihaqi )
Dalam riwayat Ibnu Abbas ra yang lain, beliau berkata :
أنزلَ القرأنُ فى ليلةِ القدرِ فى
شَهرى رمضان إلى السماء الدنيا جملةً واحدةً ثم أنزل نجوماً .
“Al-qur’an diturunkan pada malam lailatul Qadar pada bulan Ramadhan ke
langit dunia sekaligus, lalu ia menurunkan secara berangsur-angsur “. ( HR.
Al-Tabrani ).
Dasar Turun nya Al-Qur’an berangsur-angsur
Firman Allah SWT surat al-Isra’ : 106
وَقُرْءَانًا فَرَقْنَاهُ
لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا * - الإسراء
: 106_
“Dan Al-Qur’an telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur, agar kamu
membacanya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian-demi
bagian . “ ( QS. Al-Isra’ : 106 ).
Dan Firman Allah SWT surat Al-Furqan : 32
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا
نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْءَانُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ
فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا * – الفرقان : 32 –
“Berkatalah orang-orang kafir : “ mengapa Al-Qur’an tidak dirunkan
kepadanya sekali turun saja ? Demikian supaya Kami perkuat hatimu dengannya,
dan Kami membacakannya kelompk demi kelompok “. ( QS. Al-Furqon : 32 ).
Hikmah Turunnya Al-Qur’an dengan berangsur-angsur
Hikmah Turunnya Al-Qur’an dengan beransur-angsur.
Pertama : Menguatkan dan meneguhkan
hati Raulullah SAW, dalam rangka menyampaikan dakwahnya dalam menghadapi celaan
orang-orang musyrik. Sebagaimana Al-Qur’an Surat : Al-Furqan : 32
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلاَ
نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْءَانُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ
فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلاً * – الفرقان : 32 -
Artinya : “Berkatalah orang-orang kafir:"Mengapa al-Qur'an itu
tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami
perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan
benar). (QS.Al-Furqan / 25:32)
Kedua : Mempermudah hafalan dan pemahaman, karena Al-Qur’an
diturunkan ditengah-tengah umat yang ummi dan yang tidak pandai membaca
dan menulis. Sebagaiman Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Qamar :
17.
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ
لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ * - القمر : 22 -
Ketiga : Sebagai pendidikan terhadap umat islam, dengan turunnya
Al-Qur’an dengan cara bertahap, pelajaran dengan sabar dan hati-hati dalam
menghadapi segala cobaan, dan bertahap dalam memahami hukum islam.
Keempat : Denga cara ini, turunya ayat sesuai dengan peristiwa
yang terjadi akan lebih berkesan dihati, karena segala persoalan dapat
ditanyakan langsung kepada Nabi SAW, seperti yang terjadi, dan Al-Qur’an
langsung menjawabnya, dalam persoalan istri su’ad bin Rabi’ yang datang kepada
Rasulullah.
Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah, berkata : “ telah
datang seorang istri dari Su’ad bin Rabi’ kepada Rasul SAW dan bersamanya dua
orang anak perempuan, dan berkata : “ Ya Rasul ! kedua anak perempuan ini
adalah putri dari Su’ad yang terbunuh dalam perang Uhud, dan pamannya tidak
memberikan hak keduanya. Maka bersabda Rasulullah SAW dalam persoalan tersebut
dengan turunnya ayat, QS. Al-Nisa’ : 11.
يوصِيكُمُ اللهُ فِي أَوْلاَدِكُمْ
لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ اْلأُنثَيَيْنِ فَإِن كُنَّ نِسَآءً فَوْقَ اثْنَتَيْنِ
فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَاتَرَكَ وَإِن كَانَتْ وَاحِدَةً فَلَهَا النِّصْفُ
وَلأَبَوَيْهِ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا السُّدُسُ مِمَّا تَرَكَ إِن كَانَ لَهُ
وَلَدُُ فَإِن لَّمْ يَكُن لَّهُ وَلَدُُ وَوَرِثَهُ أَبَوَاهُ فَلأُمِّهِ
الثُّلُثُ فَإِنْ كَانَ لَهُ إِخْوَةٌ فَلأُمَّهِ السُّدُسُ مِن بَعْدِ وَصِيَّةٍ
يُوصِى بِهَآأَوْدَيْنٍ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ لاَتَدْرُونَ أَيُّهُمْ
أَقْرَبُ لَكُمْ نَفْعًا فَرِيضَةً مِّنَ اللهِ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلِيمًا
حَكِيمًا * - النساء : 11 -
Kelima : Bukti yang pasti ( mu’jizat ) bahwa Al-Qur’an
adalah dari sisi Allah SWT Yang Maha bijaksana dan Maha Terpuji. Ketika terjadi
pengingkaran terhadap Al-Qur’an itu, maka Allah untuk mendatangkan yang serupa
dengannya, maka sekali lagi Allah menegasakan tidak akan bisa sebagaimana Allah
SWT berfirman : QS. Al-Isra’ : 88, QS. Hud : 13, QS. Al-Baqarah : 23.
Bukti Kemukjizatan
قُل لَّئِنِ اجْتَمَعَتِ اْلإِنسُ
وَالْجِنُّ عَلَى أَن يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْءَانِ لاَيَأْتُونَ
بِمِثْلِهِ وَلَوْكَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا ) الإسراء : 88 )
أَمْ يَقُوْلُوْنَ اْفتَرَاهُ قُلْ
فَأْتُوْا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوْا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ
مِنْ دُوْنِ اللهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ ) هود : 13 )
وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا
نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِن مِّثْلِهِ وَادْعُوا
شُهَدَآءَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ ( البقرة : 23 )
Ayat yang pertama dan terakhir diturunkan.
Pertama : Berkata As-Suyutti, tentang yang pertama turunnya
Al-Qur’an sesuai dengan pendapat yang shahih, yaitu firman Allah SWT surat
al-Alaq: 1-5.
Kedua : Yang Terakhir Kali Ayat turun dari Al-Qur’an.
Perselisihan yang terjadi dikalangan para ulama tentang ayat yang terakhir
turun adalah berdasarkan dalil yang marfu’, sehingga menyebabkan
terjadinya banyak perselisihan pendapat. Dan pendapat yang rajih ( kuat
) tentang yang terakhir turun dalam Al-Qur’an adalah surat Al-Baqarah : 281.[i]
وَاتَّقُوا يَوْمًا
تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ
لَا يُظْلَمُونَ * - البقرة : 281 -
Cara turunnya wahyu ( al-Qur’an )
Pertama : Datang kepada Rasul SAW Malaikat seperti dencingan suara
lonceng yang amat kuat, dari musnad imam Ahmad, dari Abdullah bin Umar, aku
bertanya kepada Rasul, Apakah anda ya Rasul menyadari tetang turunnya wahyu ?,
Rasul Menjawab : aku mendengar suara dencingan lonceng, kemudian aku diam,
tiba-tiba aku tidak sadarkan diri, ternyata turunnya wahyu. Dan cara ini adalah
cara yang terberat, dan dikatakan demikian diantara turunnya ayat berkenaan
tetang janji dan ancaman.
Kedua : Malaikat datang kepada
Rasul bagaikan seorang laki-laki, dan menyampaikan wahyu, demikian sebagaimana
hadits shahih. Dan cara yang demikian adalah cara yang lebih ringan dari cara
yang pertama. Karena cara ini, Malaikat sebagaimana layaknya saudara saudara
yang lain, dan berbicara baik secara sadar seperti pada saat isra dan mi’raj,
dan dalam keadaan tidur seperti hadits Muaz bin Jabal.[ii]
1424
H / 2003 ), Cet. I, h 45
Subscribe to:
Posts (Atom)