Tujuan
Khusus Dari Nuzulul Qur’an
Memberikan Petunjuk kepada semua makhluk ke jalan yang
lurus, sebagai adanya targhib dan tarhib, untuk dapat
melaksanakan syari’at Allah SWT. Sebagai Jawaban terhadap pertanyaan dan juga
penjelasan bagi mereka, seperti turunya
y7tRqè=t«ó¡o Ç`tã ÉA$xÿRF{$# ( È@è% ãA$xÿRF{$# ¬! ÉAqߧ9$#ur ( (#qà)¨?$$sù ©!$# (#qßsÎ=ô¹r&ur |N#s öNà6ÏZ÷t/ ( (#qãèÏÛr&ur ©!$# ÿ¼ã&s!qßuur bÎ) OçFZä. tûüÏZÏB÷sB ÇÊÈ
y7tRqçGøÿtGó¡our Îû Ïä!$|¡ÏiY9$# ( È@è% ª!$# öNà6ÏGøÿã £`ÎgÏù $tBur 4n=÷Fã öNà6øn=tæ Îû É=»tGÅ3ø9$# Îû yJ»tGt Ïä!$|¡ÏiY9$# ÓÉL»©9$# w £`ßgtRqè?÷sè? $tB |=ÏGä. £`ßgs9 tbqç6xîös?ur br& £`èdqßsÅ3Zs? tûüÏÿyèôÒtFó¡ßJø9$#ur ÆÏB Èbºt$ø!Èqø9$# cr&ur (#qãBqà)s? 4yJ»tFuù=Ï9 ÅÝó¡É)ø9$$Î/ 4 $tBur (#qè=yèøÿs? ô`ÏB 9öyz ¨bÎ*sù ©!$# tb%x. ¾ÏmÎ/ $VJÎ=tã ÇÊËÐÈ
·
Pengertian Nuzulul Qur’an
·
Proses Turunnya Al-Qur’an
·
Faedah diturunkan Al-Qur’an secara berangsur-angsur
·
Ayat yang pertama dan terakhir diturunkan
·
Cara Penyampaian Wahyu ( Al-Qur’an )
A. Proses Turunnya Al-Qur’an
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an kepada Rasul Muhammad SAW untuk memberi
petujuk kepada manusia. Turunya al-Qur’an merupakan peristiwa besar yang
sekaligus menyatakan kedudukannya bagi penghuni langit dan penghuni bumi. Maka
turunya Al-Qur’an dengan dua tahapan, yaitu :
Pertama : Al-Qur’an turun pada malam lailatul qadar pada
malam kemulyaan, merupakan pemberitahuan Allah SWT kepada alam tingkat tinggi
yang terdiri dari malaikat-malakat akan kemulyaan umat Nabi Muhamad SAW.
Kedua : Turunya Al-Qur’an secara bertahap ( munajaman ),
dengan tujuan menguatkan hati Rasul SAW dan menghibur serta mengikuti peristiwa
dan kejadian-kejadian sampai Allah SWT menyempurnakan agama ini dan mencukupi
nikmat-nikmat-Nya.
Perbedaan turunnya Al-Qur’an secara sekaligus dan
berangsur-angsur disebabkan karena merujuk kepada dua kata anzala dan nazala
dalam ayat surat al-Isra’ : 105.
وَبِالْحَقِّ أَنزَلْنَاهُ
وَبِالْحَقِّ نَزَلَ وَمَآأَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا * - الإسراء
: 105 -
Dan Raghib al-Asfahani mengatakan : perbedaan dua kata
tersebut, kata inzal dan tanzil, Yaitu bahwa kata tanzil (
التنزيل ) dimaksudkan berkenaan turunya
Al-Qur’an secara berangsur-angsur ( مفرّقا
),atau ( منجما )Sedangkan kata inzal ditujukan
berkenaan turunya al-qur’an secara sekaligus ( جملة ).
Dasar turunnya Al-Qur’an sekaligus
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ
مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ * - الدخان : 3 –
“Sesumgguhmya Kami menurunkan ( Al-Qur’an ) pada malam yang diberkahi
dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan “.( QS. Al-Dhukhan : 3 )
Firman Allah SWT Surat Al-Baqarah : 185
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ
فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ *
- البقرة : 185 -
“ Bulan Ramadhan bulan yang didalmnya diturunkan Al-Qur’an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara
yang hak dan yang bathil “ ( QS. Al-Basqarah : 185 ).
Firman Allah SWT surat Al-Qadr : 1
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ
الْقَدْرِ * – القدر : 1 -
“ Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an pada malam kemulyaan
“ ( QS. Al-Qadr : 1 )
Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, bahwa ia berkata :
أنزل القرأنُ جملةً واحدة ً إلى
السمَاءِ الدنيا وكانَ بمواقعِ النجومِ وكان اللهُ يُنزله ُ على رسوله صلى الله
عليه وسلمّ بعضه فى إثر بعضٍ .
“Allah menurunkan Al-Qur’an sekaligus ke langit dunia, tempat turunnya
secara berangsur-angsur. Lalu Dia menurunkannya kepada Rasul-Nya SAW bagian
demi bagian . “ ( HR. Al Hakim dan al-Baihaqi )
Dalam riwayat Ibnu Abbas ra yang lain, beliau berkata :
أنزلَ القرأنُ فى ليلةِ القدرِ فى
شَهرى رمضان إلى السماء الدنيا جملةً واحدةً ثم أنزل نجوماً .
“Al-qur’an diturunkan pada malam lailatul Qadar pada bulan Ramadhan ke
langit dunia sekaligus, lalu ia menurunkan secara berangsur-angsur “. ( HR.
Al-Tabrani ).
Dasar Turun nya Al-Qur’an berangsur-angsur
Firman Allah SWT surat al-Isra’ : 106
وَقُرْءَانًا فَرَقْنَاهُ
لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا * - الإسراء
: 106_
“Dan Al-Qur’an telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur, agar kamu
membacanya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian-demi
bagian . “ ( QS. Al-Isra’ : 106 ).
Dan Firman Allah SWT surat Al-Furqan : 32
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا
نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْءَانُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ
فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا * – الفرقان : 32 –
“Berkatalah orang-orang kafir : “ mengapa Al-Qur’an tidak dirunkan
kepadanya sekali turun saja ? Demikian supaya Kami perkuat hatimu dengannya,
dan Kami membacakannya kelompk demi kelompok “. ( QS. Al-Furqon : 32 ).
Hikmah Turunnya Al-Qur’an dengan berangsur-angsur
Hikmah Turunnya Al-Qur’an dengan beransur-angsur.
Pertama : Menguatkan dan meneguhkan
hati Raulullah SAW, dalam rangka menyampaikan dakwahnya dalam menghadapi celaan
orang-orang musyrik. Sebagaimana Al-Qur’an Surat : Al-Furqan : 32
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلاَ
نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْءَانُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ
فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلاً * – الفرقان : 32 -
Artinya : “Berkatalah orang-orang kafir:"Mengapa al-Qur'an itu
tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami
perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan
benar). (QS.Al-Furqan / 25:32)
Kedua : Mempermudah hafalan dan pemahaman, karena Al-Qur’an
diturunkan ditengah-tengah umat yang ummi dan yang tidak pandai membaca
dan menulis. Sebagaiman Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Qamar :
17.
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ
لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ * - القمر : 22 -
Ketiga : Sebagai pendidikan terhadap umat islam, dengan turunnya
Al-Qur’an dengan cara bertahap, pelajaran dengan sabar dan hati-hati dalam
menghadapi segala cobaan, dan bertahap dalam memahami hukum islam.
Keempat : Denga cara ini, turunya ayat sesuai dengan peristiwa
yang terjadi akan lebih berkesan dihati, karena segala persoalan dapat
ditanyakan langsung kepada Nabi SAW, seperti yang terjadi, dan Al-Qur’an
langsung menjawabnya, dalam persoalan istri su’ad bin Rabi’ yang datang kepada
Rasulullah.
Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah, berkata : “ telah
datang seorang istri dari Su’ad bin Rabi’ kepada Rasul SAW dan bersamanya dua
orang anak perempuan, dan berkata : “ Ya Rasul ! kedua anak perempuan ini
adalah putri dari Su’ad yang terbunuh dalam perang Uhud, dan pamannya tidak
memberikan hak keduanya. Maka bersabda Rasulullah SAW dalam persoalan tersebut
dengan turunnya ayat, QS. Al-Nisa’ : 11.
يوصِيكُمُ اللهُ فِي أَوْلاَدِكُمْ
لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ اْلأُنثَيَيْنِ فَإِن كُنَّ نِسَآءً فَوْقَ اثْنَتَيْنِ
فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَاتَرَكَ وَإِن كَانَتْ وَاحِدَةً فَلَهَا النِّصْفُ
وَلأَبَوَيْهِ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا السُّدُسُ مِمَّا تَرَكَ إِن كَانَ لَهُ
وَلَدُُ فَإِن لَّمْ يَكُن لَّهُ وَلَدُُ وَوَرِثَهُ أَبَوَاهُ فَلأُمِّهِ
الثُّلُثُ فَإِنْ كَانَ لَهُ إِخْوَةٌ فَلأُمَّهِ السُّدُسُ مِن بَعْدِ وَصِيَّةٍ
يُوصِى بِهَآأَوْدَيْنٍ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ لاَتَدْرُونَ أَيُّهُمْ
أَقْرَبُ لَكُمْ نَفْعًا فَرِيضَةً مِّنَ اللهِ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلِيمًا
حَكِيمًا * - النساء : 11 -
Kelima : Bukti yang pasti ( mu’jizat ) bahwa Al-Qur’an
adalah dari sisi Allah SWT Yang Maha bijaksana dan Maha Terpuji. Ketika terjadi
pengingkaran terhadap Al-Qur’an itu, maka Allah untuk mendatangkan yang serupa
dengannya, maka sekali lagi Allah menegasakan tidak akan bisa sebagaimana Allah
SWT berfirman : QS. Al-Isra’ : 88, QS. Hud : 13, QS. Al-Baqarah : 23.
قُل لَّئِنِ اجْتَمَعَتِ اْلإِنسُ
وَالْجِنُّ عَلَى أَن يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْءَانِ لاَيَأْتُونَ
بِمِثْلِهِ وَلَوْكَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا ) الإسراء : 88 )
أَمْ يَقُوْلُوْنَ اْفتَرَاهُ قُلْ
فَأْتُوْا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوْا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ
مِنْ دُوْنِ اللهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ ) هود : 13 )
وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا
نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِن مِّثْلِهِ وَادْعُوا
شُهَدَآءَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ ( البقرة : 23 )
Ayat yang pertama dan terakhir diturunkan.
Pertama : Berkata As-Suyutti, tentang yang pertama turunnya
Al-Qur’an sesuai dengan pendapat yang shahih, yaitu firman Allah SWT surat
al-Alaq: 1-5.
Kedua : Yang Terakhir Kali Ayat turun dari Al-Qur’an.
Perselisihan yang terjadi dikalangan para ulama tentang ayat yang terakhir
turun adalah berdasarkan dalil yang marfu’, sehingga menyebabkan
terjadinya banyak perselisihan pendapat. Dan pendapat yang rajih ( kuat
) tentang yang terakhir turun dalam Al-Qur’an adalah surat Al-Baqarah : 281.[i]
وَاتَّقُوا يَوْمًا
تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ
لَا يُظْلَمُونَ * - البقرة : 281 -
Cara turunnya wahyu ( al-Qur’an )
Pertama : Datang kepada Rasul SAW Malaikat seperti dencingan suara
lonceng yang amat kuat, dari musnad imam Ahmad, dari Abdullah bin Umar, aku
bertanya kepada Rasul, Apakah anda ya Rasul menyadari tetang turunnya wahyu ?,
Rasul Menjawab : aku mendengar suara dencingan lonceng, kemudian aku diam,
tiba-tiba aku tidak sadarkan diri, ternyata turunnya wahyu. Dan cara ini adalah
cara yang terberat, dan dikatakan demikian diantara turunnya ayat berkenaan
tetang janji dan ancaman.
Kedua : Malaikat datang kepada
Rasul bagaikan seorang laki-laki, dan menyampaikan wahyu, demikian sebagaimana
hadits shahih. Dan cara yang demikian adalah cara yang lebih ringan dari cara
yang pertama. Karena cara ini, Malaikat sebagaimana layaknya saudara saudara
yang lain, dan berbicara baik secara sadar seperti pada saat isra dan mi’raj,
dan dalam keadaan tidur seperti hadits Muaz bin Jabal.[ii]
[i] Op.cit. Mustanir Fi Ulumil Qur’an, h. 27
[ii] Abdul Qadir Muhamad Shaleh, Tafsir wa Al-Mufassirun,
( Beirut : Dar Al- Ma’rifah,
1424
H / 2003 ), Cet. I, h 45